SEL DARAH MERAH
Sel
darah merah memiliki beberapa peran penting. Penurunan
jumlah sel darah merah dan kandungan hemoglobinnya merupakan penyebab anemia.
Fungsi utama sel darah merah relatif sederhana, yaitu menyalurkan oksigen ke
jaringan dan membantu membuang karbon dioksida dan proton yang dibentuk oleh
metabolisme jaringan. Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih
sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Sel darah merah pada
manusia seperti sel darah pada hewan tidak berinti. Melalui proses glikolisis
sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam proses mempertahankan
bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transport ion serta
pengaturan air keluar masuk sel.
Setiap
detik, sekitar dua juta sel darah merah masuk ke sirkulasi. Umur sel darah
merah normal umumnya 120 hari, umur sel darah merah dapat sangat memendek pada
keadaan anemia hemolitik. Pada keadaan ini, jumlah retikulosit (sel yang
mengandung RNA) meningkat pesat karena sum-sum tulang berupaya mengompensasi
penurunan sel darah merah dengan meningkatkan jumlah sel darah merah muda baru
di dalam sirkulasi.
Sel darah merah matang tidak dapat mensintesis protein. Retikulositlah
yang aktif mensintesis protein. Ketika masuk ke dalam peredaran darah,
retikulosit akan kehilangan organel intraselnya (ribosom, mitokondia dsbnya)
dalam waktu sekitar 24 jam, kemudian berubah menjadi sel darah merah muda
sehingga kehilangan kemampuan untuk membentuk protein.
I think the explanation of red blood cells is difficult
for me to explain. so I stepped on the explanation “Sistem Golongan Darah ABO”.
Saat ini kita telah mengetahui sistem penggolongan darah manusia. Sistem golongan
darah yang paling diketahui adalah sistem ABO, Rh (Rhesus), dan MN. Istilah golongan
darah berlaku untuk suatu sistem antigen sel darah merah yang dikendalikan oleh
suatu lokus genetik dengan jumlah alel bervariasi (misalnya A, B, dan O pada
sistem ABO). Untuk tujuan transfusi darah, dasar-dasar sistem ABO dan Rh sangat
perlu diketahui. Namun, pengetahuan mengenai sistem golongan darah juga
merupakan hal menarik untuk diketahui dalamn bidang ilmu biokimia, genetika,
imunologi, antropologi, patologi dan forensik. Pada pembahasan ini saya lebih
menekankan pada sistem golongan darah ABO.
Sistem golongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh
Landsteiner pada tahun 1900 ketika ia sedang meneliti dasar transfusi darah
yang cocok dan tidak cocok pada manusia. Membran sel darah merah sebagian besar
manusia satu substansi golongan darah
tipe A, tipe B, tipe O dan tipe AB. Orang dengan gologan darah tipe A
memiliki antibodi anti B dalam plasmanya, sehingga akan menggumpalkan tipe B
dan AB. Orang dengan dengan darah tipe B memilki antibodi anti A darah tipe A
dan AB. Darah tipe AB tidak memilki antibody anti A dan anti B sehingga biasa
disebut resipien universal. Darah tipe O memiliki antibodi anti A maupun anti B
sehingga biasa disebut donor universal. Penjelasan
sederhananya yaitu
- Golongan darah dengan tipe A memiliki antigen A dan antibody B
- Golongan darah dengan tipe B memiliki antigen B dan antibody A
- Golongan darah dengan tipe AB memiliki antigen A dan B tetapi tidak mamilki antibodi A dan karena tidak memiliki antibodi, sehingga golongan darah AB dapat menerima transfusi dari golongan darah manapun.
- Golongan darah O memiliki antibodi A dan B tetapi tidakl memiliki antigen A dan B.