REPLIKASI DNA PROKARIOT
Penjelasan struktur
untai DNA oleh Watson dan Crick tahun 1953, sebagai salah satu pemecahan ilmiah
besar di abad 20. Sebuah implikasi penting dari mereka, model DNA pada dasarnya
terdiri dari dua untai yang saling melengkapi. Mereka berkomentar :
“Tidak lepas dari perhatian kami bahwa
pasangan spesifik mungkin memiliki kemampuan yang menunjukkan mekanisme
penyalianan bahan genetik.”
Watson dan Crick mengusulkan mekanisme yang dikenal
sebagai replikasi semikonservatif dari DNA, karena setiap anak (DNA hasil
repliksi) terdiri dari satu untai orangtua (single strand DNA template) dan
satu hasil sintesis untai baru. Orangtua helix ganda dari DNA membuka dan
setiap untai bertindak sebagai template untuk produksi untai baru dengan
nukleotida baru yang ditambahkan menurut pasangan basa. Pada tahun 1957, 4
tahun setelah publikasi Watson dan Crick, Matius Meselson dan Franklin Stahl
memberikan bukti eksperimen dari sifat replikasi DNA semikonservatif. Sel
berbeda dalam beberapa hal, tetapi kami (Matius Meselson dan Franklin Stahl)
mengambil model replikasi DNA E.coli.
Replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA dengan menggunaan
DNA yang telah ada sebagai cetakan dan melibatkan beberapa enzim dalam
prosesnya. Enzim yang terlibat dalam proses replikasi DNA diantaranya :
- Helicase
- DNA
Topoisomerase/gyrase
- DNA
Polymerase I
- DNA
Polymerase III
- DNA
Pimase
- DNA
Ligase
Fungsi enzim yang tercantum pada
uraian di atas yaitu:
- Helicase
: memutus ikatan hidrogen yang menyatuhkan double heliks DNA.
- DNA
topoisomerase : Bersama-sama enzim helicase, yaitu menekan ikatan yang
menyatukan double heliks DNA, sehingga mengakibatkan tegangan dan DNA double
heliks terpisah.
- DNA
polymerase I : Pemindahan primer (sequen RNA pendek)
- DNA
primase : Mensintesis primer (RNA primer) yang dapat dikenali oleh enzim DNA
polymerase III untuk melengkapi single strand DNA.
- DNA
polymerse III : Memperpanjang primer yang disintesis oleh DNA primase atau
menamba basa (rangkaian DNA baru).
- Ligase
: menyatukan fragmen okazaki yang bekerja pada ujung 3-5 sehingga menjadi untai
DNA yang menyatu.
Replikasi
dimulai dari sequen spesifik yang biasa disebut Origin of Replication. Double heliks DNA mula-mula terpisah akibat
enzim helicase memutus ikatan hidrogen yang menghubungkan double heliks DNA
tersebut. Pembukaan keluar double heliks DNA disebabkan kerena meningkatnya
tegangan di bagian lain, yang mana fungsi ini dilaksanakan oleh enzim
topoisomerase (biasa dikenal dengan enzim gyrase). Seperti sebuah resleting DNA
topoisomerse berpindah terus menerus, sehingga doble heliks DNA terus membuka.
Saat doble heliks DNA terbuka menjadi single strand, single strand DNA ditempeli
oleh primer (RNA primer) yang disintesis oleh enzim DNA primase. Penepelan
primer pada bagian single strand DNA mengakibatkan DNA tidak dapat menyatu
kembali. Setelah terjadi penempelan primer pada bagian single strand DNA, enzim
DNA polymerase III menambah basa/membentuk nukleotida baru (memperpanjang
primer). Pemebentukan nukleotida baru oleh enzim polymerase III dimulai dari
primer yang disintesis oleh enzim primase dari arah 5-3. Pemanjangan primer
betujuan untuk melengapi single strand DNA, sehingga menjadi double strand (DNA
double heliks).
Dalam
proses replikasi DNA, proses pembentukan nukleotida yang melengkapi DNA untai
tunggal terjadi dua arah yaitu arah 5-3 yang disebut dengan leading strand dan arah 3-5 yang disebut
lagging strand. Pada arah lagging strand enzim polymerase III
bekerja secara kontinnyu untuk membentuk nukleotida yang melengkapi DNA untai
tunggal. Sementara pada ujung 3-5 atau lagging
strand tidak bekerja secara kontinu (diskontinu), sehingga dibutuhkan
fragmen okazaki untuk melengkapi DNA untai tunggal agar proses replikasi
bekerja secara bersamaan. Fragmen okazaki berbentuk untai tunggal yang
terputus-putus (fragmen-fragmen pendek). Fragmen-fragmen okazaki tersebut
kemudian disatukan oleh enzim ligase pada akhir replikasi.
Proses replikasi
DNA prokariot tercantum pada gambar berikut :
Referensi :
Hogg S., 2005, Essential Microbilogy, The University of
Glamorgan, UK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar