Jumat, 05 Desember 2014

isolasi dan identifikasi bakteri



MAKALAH BAKTERIOLOGI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
 






OLEH :

NAMA                               : RIDWAN
STAMBUK                       : F1D1 11 021
ASISTEN PEMBIMBING: WA ODE ASNIANTI SIRZA S.Si


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
 2013

I.  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
  Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang di deteksidengan interaksi mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemamupuan untuk menghidrolisis lemak.
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan Bakteri mempertahankan kehidupannya melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan demi kelanjutan generasinya seperti halnya dengan mikroorganisme lainya. Untuk itu, bakteri bakteri mampu merombak dan menggunakan bahan kimia (dalam bentuk larutan) yang ada dilinkungannya sebagai sumber energi dan zat pembangunan. Setiap jenis spesies bakteri mempunyai karakterisasi sifat biokimia dan fisiologi yang khas. Sifat-sifat ini dapat dijadikan acuan dalam proses identifikasi.


B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri adalah sebagai berikut:
1.      Berapa jumlah isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi?
2.      Bagaimana ciri-ciri isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi?
3.      Bagaimana hasil identifikasi isolat bakteri yang diisolasi dari sumber isolat susu, usus, luka dan telur?

C.  Tujuan
Tujuan dari praktikum pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui jumlah isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi.
2.    Mengetahui ciri-ciri isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi.
3.    Mengetahui hasil identifikasi isolat bakteri yang diisolasi dari sumber isolat susu, usus, luka dan telur?






D. Manfaat
Manfaat pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri adalah sebagai berikut:
1.    Dapat mengetahui  jumlah isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi
2.    Dapat mengetahui ciri-ciri isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi
3.    Dapat mengetahui hasil identifikasi isolat bakteri yang diisolasi dari sumber isolat susu, usus, luka dan telur?













II.  TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Mikroba memiliki sifat-sifat pertumbuhan, morfologi, dan sifat fisiologi yang dapat dipelajari dengan melakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi merupakan suatu metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campuran sehingga memudahkan proses identifikasi. Salah satu teknik isolasi ialah isolasi pada cawan agar untuk jenis mikroba yang dapat membentuk koloni terpisah pada media padat, yaitu bakteri dan kapang (Dwidjoseputro 1998).
Uji biokimia adalah pengujian larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia. Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu dengan lainnya yang membawa sifat-sifat kehidupan ini. Belum pernah dalam pengamatan logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu pelanggaran terhadap hukum-hukum yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di dalam kerangka hukum-hukum yang sama mengatur mesin  buatan manusia. Akan tetapi, reaksi-reaksi kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995).
Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005).
Uji fisiologi bisanya identik dengan uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).






III.  METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
       Praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 November 2013 sampai tanggal 10 Desember 2013. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu   Pengetahuan Alam,  Universitas Halu Oleo, Kendari.
A.    Alat dan Bahan
Alat dan kegunaan pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel. Alat dan kegunaan pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri
No
Nama Alat
Kegunaan
1.
Laminar air flow
Untuk bekerja secara aseptic
2.
Cawan petri
Untuk menyimpan media dan isolate atau wadah isolasi
3.
Erlenmeyer
Untuk menyimpan media dan isolate
4.
Mikropipet
Untuk mengambil sampel dengan konsentrasi tertentu
5.
Blue Tip
Utuk mengambil sampel dalam ukuran 1ml
6.
Tabung reaksi
Untuk tempat media pertumbuhan
7.
Inkubator
Untuk menginkubasi biakan
8.
Mikroskop
Untuk mengamati isolat
9.
Autoklaf
Untuk mensterilisasi alat dan media
10.
Rak tabung
Untuk menyimpan tabung reaksi
11.
Bunsen
Untuk memijarkan ose
12.
Ose bulat dan ose lurus
Untuk mengambil biakan
13.
Timbangan analitik
Untuk menimbang bahan
14.
Hot plate
Untuk memanaskan media
15.
Kamera digital
Untuk mengambil gambar
16.
Colony counter
Untuk menghitung koloni
17.
Kulkas
Untuk menyimpan media
28.
Botol ampul
Untuk pengenceran
19.
Pipet tetes
Untuk mengambil larutan
20.
Alat tulis
Untuk mencatat data-data pengamatan
21.
Kaca objek
Untuk menyimpan isolat yang akan diamati pada proses pewarnaan
22.
Kaca penutup
Untuk menutup kaca objek

Bahan yang digunakan dalam praktikum isolasi dan identifikasi bakteri dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan dalam praktikum isolasi dan identifikasi bakteri.
No.
Nama Bahan
Kegunaaan
1.
Sampel susu, telur,usus dan luka
Sebagai sumber isolat
2.
NA (Nutrien agar)
Sebagai media padat pertumbuhan bakteri
3.
NB (Nutrient broth)
Sebagai media cair pertumbuhan bakteri
4.
Gelatin
Sebagai media untuk uji gelatin
5.
Aquades
Untuk mengencerkan sampel
6.
Alkohol 70%
Untuk mensterilisasikan alat
7.
Kapas dan aluminium foil
Untuk menyumbat tabung dan Erlenmeyer
8.
Karet
Untuk mengikat
9.
Kertas
Untuk membungkus
10.
Larutan Hacker’s Krystal Violet
Sebagai larutan pewarna awal
11.
Larutan lugol
Sebagai larutan penguat
12.
Larutan Alkohol 70%
Sebagai larutan pencuci
13.
Larutan safranin
Sebagai larutan pewarna penutup
14.
Metil Red
Sebagai larutan uji MRVP
15.
H2O2
Sebagai larutan untuk uji katalase
16.
KOH 40% dan α-napthol
Sebagai larutan untuk uji MRVP
17.
NA semi padat
Untuk uji motilitas
18.
KoVacK
Sebagai larutan untuk uji indol

C.   Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Isolasi Dan Identifikasi Bakteri yaitu:
1.      Penyiapan alat dan bahan
Menyiapkan alat dan bahan (Tabel 1 & 2) yang digunakan, sebelum malakukan praktikum.
2.      Sterilisasi alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum isolasi dan identifikasi bakteri disterilisasi terlebih dahulu, sehingga hanya biakan murni yang ada, tanpa ada mikroba lain yang tumbuh. Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoklaf. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C selama 15 menit dan alat selama 30 menit (Ferdiaz, 1992).
3.      Isolasi bakteri
Isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang. Metode ini dilakukan dengan proses pengenceran. Pengenceran untuk sampel luka, telur dan usus sampai pengenceran 10-6, sedangkan sampel susu pengencerannya sampai 10-4, masing-masing diambil 1 ml untuk pengenceran terakhir disebar pada media spesifik isolat bakteri, kemudian menginkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 320 C. Setelah itu, menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh dengan menggunakan colony counter. 
4.      Reisolasi
Isolat yang telah tumbuh pada media spesifik, kemudian diinokulasikan kembali ke media NA pada cawan petri dengan metode gores kuadran. Setelah itu, diinkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 320 C.
5.      Identifikasi Fenotipik
a.       Morfologi koloni
Morfologi koloni bakteri dapat diamati dengan melihat bentuk, warna, tepi dan elevasinya (Lay, 1994).
b.      Morfologi sel
1)      Motilitas
Uji ini dilakukan dengan menusukkan isolat bakteri pada tabung reaksi yang berisi semi padat dengan menggunakan ose lurus, kemudian di inkubasi selama 48 jam. Jika bekas tusukan tersebut menyebar berarti bakteri tersebut bersifat motil (Lay, 1994)..
2)      Pewarnaan Gram
Mengambil biakan bakteri dengan ose bulat secara aseptik, menggoreskanya di atas kaca objek yang sudah difiksasi, kemudian memberikan kristal violet dan didiamkan selama 1 menit, lalu ditetesi larutan lugol selama 1menit, kemudian memberinya alkohol 96%, setelah itu langsung memberikan safranin, kemudian dicuci dengan air menetes, difiksasi diatas bunsen dan diamati dibawah mikroskop. Jika pewarnaan berwarna ungu berarti Gram negatif, tetapi kalau pengecatannya berwarna merah berarti Gram positif (Lay, 1994)..
3)   Kebutuhan akan O2
Mengambil biakan bakteri secara aseptik dan menginokulasikan pada NB dan dinkubasi selama 24 jam pada suhu 20oC. Jika media berubah menjadi keruh dan ada endapan, maka bakteri tersebut bersifar anerob fakultatif. Jika hanya ada endapan berarti aerob, sedangkan jika tetap bening tanpa endapab berarti anaerob (Lay, 1994).
c.       Uji Biokimia
1)      Uji Katalase
            Mengambil biakan bakteri secara aseptik dengan ose bulat dan disuspensikan sampai pengenceran 10-5, kemudian menginokulasikannya pada  NA di dalam cawan petri, untuk selanjutnya diinkubasi. Setelah koloni tumbuh, meneteskan hydrogen peroksida (H2O2) pada koloni bakteri tersebut. Jika terbentuk gelembung-gelembung udara menunjukan tes tersebut positif (Lay, 1994)..
2)      Uji Gelatin
            Mengambil biakan bakteri secara aseptik dan menginokulasikan pada nutrien gelatin cair dan dinkubasi selama 24 jam pada suhu 20oC. Kemudian memasukkan ke dalam kulkas selama 30 menit. Tes positif jika gelatin terhidrolisis maka tetap akan berbentuk cair. Sedangkan tes menjadi negatif jika gelatin tidak terhidrolisis sehingga saat dimasukan kedalam kulkas gelatin membeku (Lay, 1994).
3)    Uji Indol
                             Mengambil biakan bakteri secara aseptik dan menginokulasikan pada larutan indol dan dinkubasi selama 24 jam pada suhu 32oC. Hasil positif, jika larutan berubah menjadi warna merah muda dibagian permukaan tabung jika ditetesi larutan KoVacK dan negatif jika tidak terjadi perubahan warna.
4)    Uji citrat
      Mengambil biakan bakteri dengan ose bulat secara aseptik, menggoreskanya di dalam tabung reaksi berisi citrat agar, kemudian diinkubasi selama 48 jam 32oC. Jika terjadi perubahan warna hijau menjadi biru, berarti positif citrat, jika tidak terjadi perubahan warna berarti negatif (Lay, 1994)..
5)    Uji MR (Methyl Red)
      Mengambil biakan bakteri secara aseptik dan menginokulasikan pada larutan MR-VP dan dinkubasi selama 48 jam. Setelah itu, ditambahkan 5 tetes reagen methyl red, uji bersifat positif  jika larutan menjadi berwarna merah dan negatif jika larutan berwarna kuning atau jingga setelah penambahan reagen (Lay, 1994)..
6)    Uji VP (Voges-Proskauer)
      Mengambil biakan bakteri secara aseptik dan menginokulasikan pada larutan MR-VP dan dinkubasi selama 48 jam. Setelah diinkubasi, menambahkan 10 tetes larutan 40% KOH dan 15 tetes larurtan alpha-naphtol dalam larutan MR-VP mengocok tabung hingga berbuih. Uji bersifat positif bila larutan berwarna merah dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen dan negatif jika tidak terjadi perubahan warna (Lay, 1994).













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum isolasi danidentifikasi bakteri adalah sebagai berikut:

1.   Isolasi bakteri
Gambar 2. Isolat R.L 1

Gambar 1. Isolat A.S 1

1
1
           

1
1
                
Gambar 3. Isolat A.U 1

Gambar 4. Isolat I.T 1

                                                   






2.      Identifikasi Fenotipik
2.1  Morfologi Koloni
Karakter morfologi koloni isolat bakteri terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Karakter morfologi koloni isolat bakteri terpilih yang diisolasi    dari susu, usus ayam, luka, dan telur
No
Kode isolat
Bentuk koloni
Warna koloni
Elevasi
Tepi
1
A.S 1
Sirkuler
Putih
Konvex
Entire
2
A.U 1
Sirkuler
Putih
Konvex
Entire
3
R.L 1
Sirkuler
Kuning
Effuse
 Entire
4
I.T 1
Sirkuler
Putih
Effuse
Entire

 3.2 Morfologi Sel
Karakter morfologi sel isolat bakteri terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Karakter morfologi sel isolat bakteri terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur
No
Kode isolat
Bentuk sel
Sifat Gram
Motilitas
Kebutuhan O2
1
A.S 1
Basil
Negatif
Motil
Anaerob
2
A.U 1
Coccus
Negatif
Motil
Anaerob.fak
3
R.L 1
Coccus
Negatif
Motil
Aerob
4
I.T 1
Basil
Positif
Motil
Aerob

a.       Gambar motilitas
Gambar 2. Isolat I.T  1

Gambar 3. Isolat A.S 1

Gambar 4. Isolat R.L 1

Gambar 1. Isolat A.U 1

 













b.      Pewarnaan Gram
Gambar 2. Isolat R.L 1

Gambar 1. Isolat A.S 1
 










                                                                        
Gambar 4. Isolat I.T 1

Gambar 3. Isolat A.U 1

                                                                     



3.    Uji Biokomia
Karakter biokimia isolat bakteri terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 5. Karakter morfologi koloni isolat bakteri terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur
No
Kode isolat
Uji Katalase
Uji VP
Uji MR
Uji Gelatin
Uji Citrat
Uji Indol
1
A.S 1
-
-
+
+
-
-
2
A.U 1
-
-
+
+
+
+
3
R.L 1
-
-
+
+
-
-
4
I.T 1
-
-
+
+
-
-

Gambar hasil uji biokimia dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5. Uji indol
Gambar 1. Uji sitrat
Gambar 2. Uji O2
Gambar  4. Uji MR-VP
 



















 


Gambar 6. Uji Gelatin
Gambar  7. Uji Katalase
 
































B.  Pembahasan

Bakteri merupakan salah satu jenis organisme yang tidak mempunyai inti sel selayaknya organisme lainnya. Ia masuk ke dalam kelompok prokariota dengan ukuran yang sangat kecil. Untuk melihat keberadaan bakteri ini, manusia mutlak memerlukan alat pembesar berupa mikroskop. Sebagai sel prokariot, bakteri memiliki struktur yang teramat sangat sederhana. Ia hanya terdiri atas kerangka sel dan juga organel-organel semisal mitokondria juga kloroplas. Bakteri bisa dijumpai di semua tempat. Misalnya di udara, air, tanah dan tempat lainnya. Selama ini bakteri selalu identik dengan penyakit. Memang ada beberapa jenis organisme ini yang bisa menyebabkan infeksi juga penyakit.  
Praktikum Isolasi dan Identifikasi Mikroba dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada usus, susu, telur dan luka.
Mikroba memiliki sifat-sifat pertumbuhan, morfologi, dan sifat fisiologi yang dapat dipelajari dengan melakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi merupakan suatu metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campuran sehingga memudahkan proses identifikasi. Salah satu teknik isolasi ialah isolasi pada cawan agar untuk jenis mikroba yang dapat membentuk koloni terpisah pada media padat seperti bakteri.
Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase (Nurjanna 2007).
Pewarnaan Gram dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu bakteri. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol.
Uji sifat morfologi bakteri sangat penting dilakukan terhadap bakteri maupun kapang pada medium padat, berdasarkan sifat-sifat koloni seperti bentuk, ukuran, warna dan sebagainya yang memberi nilai diagnostik. Uji fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya. Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada uji hidrolisis pati.  
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada sampel bakteri. Enzim katalase berperan dalam memecah H2O2 (Hidrogen Peroksida) menjadi H2O dan O2. Hasil uji katalase positif ditandai dengan adanya gelembung-gelembung oksigen.
Praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahapan, isolasi, identifikasi fenotipik dan uji biokimia yang menggunakan 4 macam sampel diantaranya susu diperoleh isolat anatobacter, luka diperoleh rahmatobacter, telur diperoleh iwatobcter, dan usus ayam diperoleh artatobacter. Pada masing-masing tahapan dalam praktikum memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan masing-masing tahapan yaitu : isolasi bertujuan untuk memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Identifikasi fenotipik bertujuan untuk mengamati karakter morfologi koloni dan sel. Morfologi koloni meliputi bentuk, warna, elevasi, dan tepi koloni. Sedangkan morfologi sel meliputi motilitas, pewarnaan gram dan kebutuhan O2 dalam masa pertumbuhannya. uji biokimia untuk lebih mengetahui karakter masing-masing isolat. uji biokimia tersebut diantaranya uji MRVP, Indol, Citrat, Gelatinase dan uji Katalase.
Bentuk koloni yang diperoleh pada masing-masing sampel pada identifikasi fenotipik dan uji biokimia diperoleh ciri-ciri isolat yaitu isolat A.S 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, benttuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif-batang pendek, anaerob, positif gelatin dan MR, negatif katalase, indol, citrat, dan VP. Isolat R.L 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna krem, benttuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif, aerob, positif gelatin dan MR, negatif katalase, indol, citrat, dan VP.  Isolat I.T 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram positif-batang pendek, aerob, positif gelatin dan MR, negatif katalase, indol, citrat, dan VP. Isolat A.U 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna krem, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif-bulat, anaerob fakultatif, positif gelatin, MR, katalase, indol, citrat, dan negatig VP.
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji MR (Methyl Red) untuk ke empat isolat menunjukkan positif. Uji MR ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi glukosa menghasilkan produk asam berkonsentrasi tinggi yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun hingga dibawah 4,4 yang ditandai dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan Methyl Red. uji  katalase menunjukkan hasil negatif untuk semua isolat.
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat dan digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Uji indol menggunakan Tryptophan menunjukkan hasil negatif, kecuali pada Artabacter dari luka yang positif indol. Indol bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri mendegradasi asam amino triptofan secara enzimatik. Sema halnya dengan uji indol pada uji citrat menunjukkan hasil negatif, kecuali pada Artabacter dari luka yang positif citrat. Pada uji gelatin menunjukkan hasil positif pada semua isolat bakteri, dimana larutan tetap cair setela 30 menit dimasukkan dalam lemari kulkas.



V.  PENUTUP
A.  Simpulan
   Simpulan yang dapat diambil dari praktikum isolasi dan identifikasi bakteri yaitu:
1.      Isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi berjumlah 4 isolat yang terdiri dari isolat A.S 1, isolat A.U 1, isolat R.L 1 DAN I.T 1.
2.      Berdasarkan identifikasi fenotipik dan uji biokimia diperoleh ciri-ciri isolat yaitu isolat A.S 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif-batang pendek.
3.      Isolat R.L 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna krem, benttuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif, aerob.
4.      Isolat I.T 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram positif-batang pendek.
5.      Isolat A.U 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna krem, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif-bulat.
B.  Saran
   Saran yang dapat diajukan pada pelaksanaan praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri yaitu agar praktikum menjadi lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1954, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Malang
Lehninger, 1995, Microbiology, a Laboratory Manual, Adison-Wesley, Publishing company, California.

Lim, 1998, Microbiology, a Laboratory Manual, Adison-Wesley Publishing company, California.

Murray, 2005, Buku Ajar Mikrobiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Singleton dan Sainsbury, 2006, Mikrobiologi, Yrama Widya, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar