MAKALAH
BAKTERIOLOGI
ISOLASI
DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
OLEH :
NAMA : RIDWAN
STAMBUK : F1D1 11 021
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar
mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia.
Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu
yang di deteksidengan interaksi mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan
warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan
pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim
gelatinase atau kemamupuan untuk menghidrolisis lemak.
Secara morfologis,
biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena itu ciri
fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis
yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya
tidaklah mungkin dilakukan Bakteri mempertahankan kehidupannya melalui
penyesuaian diri terhadap lingkungan demi kelanjutan generasinya seperti halnya
dengan mikroorganisme lainya. Untuk itu, bakteri bakteri mampu merombak dan
menggunakan bahan kimia (dalam bentuk larutan) yang ada dilinkungannya sebagai
sumber energi dan zat pembangunan. Setiap jenis spesies bakteri mempunyai
karakterisasi sifat biokimia dan fisiologi yang khas. Sifat-sifat ini dapat
dijadikan acuan dalam proses identifikasi.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Isolasi dan
Identifikasi Bakteri adalah sebagai berikut:
1. Berapa
jumlah isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi?
2.
Bagaimana ciri-ciri isolat yang
diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi?
3.
Bagaimana
hasil identifikasi isolat bakteri yang diisolasi dari sumber isolat susu, usus,
luka dan telur?
C.
Tujuan
Tujuan dari praktikum pada praktikum Isolasi dan
Identifikasi Bakteri adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
jumlah isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi.
2. Mengetahui
ciri-ciri isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi.
3. Mengetahui hasil identifikasi isolat bakteri
yang diisolasi dari sumber isolat susu, usus, luka dan telur?
D.
Manfaat
Manfaat pada praktikum Isolasi dan Identifikasi
Bakteri adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui jumlah isolat yang diperoleh
dari hasil isolasi dan identifikasi
2. Dapat
mengetahui ciri-ciri isolat yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi
3. Dapat mengetahui hasil identifikasi isolat
bakteri yang diisolasi dari sumber isolat susu, usus, luka dan telur?
II. TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi bakteri adalah proses
mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di
medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik
berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme
lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan
bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah
bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan
tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan
mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Mikroba memiliki sifat-sifat
pertumbuhan, morfologi, dan sifat fisiologi yang dapat dipelajari dengan
melakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi merupakan suatu metode untuk
memisahkan mikroba tertentu dari populasi campuran sehingga memudahkan proses
identifikasi. Salah satu teknik isolasi ialah isolasi pada cawan agar untuk
jenis mikroba yang dapat membentuk koloni terpisah pada media padat, yaitu
bakteri dan kapang (Dwidjoseputro 1998).
Uji biokimia adalah pengujian
larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi
dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari
sisi kimia. Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul
satu dengan lainnya yang membawa sifat-sifat kehidupan ini. Belum pernah dalam
pengamatan logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu pelanggaran terhadap
hukum-hukum yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah
memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di
dalam kerangka hukum-hukum yang sama mengatur mesin buatan manusia. Akan tetapi, reaksi-reaksi
kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan
kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995).
Ciri biokimia merupakan kriteria
yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal
karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak
serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang
diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan
klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik
ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi
metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test
yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005).
Uji fisiologi bisanya identik dengan
uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi
bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, dan
lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 November 2013 sampai tanggal 10 Desember
2013. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
A.
Alat dan
Bahan
Alat dan kegunaan pada praktikum Isolasi dan Identifikasi
Bakteri dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel.
Alat dan kegunaan pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Laminar air flow
|
Untuk bekerja secara aseptic
|
2.
|
Cawan petri
|
Untuk menyimpan media dan isolate
atau wadah isolasi
|
3.
|
Erlenmeyer
|
Untuk menyimpan media dan isolate
|
4.
|
Mikropipet
|
Untuk mengambil sampel dengan konsentrasi tertentu
|
5.
|
Blue Tip
|
Utuk mengambil sampel dalam ukuran
1ml
|
6.
|
Tabung reaksi
|
Untuk tempat media pertumbuhan
|
7.
|
Inkubator
|
Untuk menginkubasi biakan
|
8.
|
Mikroskop
|
Untuk mengamati isolat
|
9.
|
Autoklaf
|
Untuk mensterilisasi alat dan
media
|
10.
|
Rak tabung
|
Untuk menyimpan tabung reaksi
|
11.
|
Bunsen
|
Untuk memijarkan ose
|
12.
|
Ose bulat dan ose lurus
|
Untuk mengambil biakan
|
13.
|
Timbangan analitik
|
Untuk menimbang bahan
|
14.
|
Hot plate
|
Untuk memanaskan media
|
15.
|
Kamera digital
|
Untuk mengambil gambar
|
16.
|
Colony counter
|
Untuk menghitung koloni
|
17.
|
Kulkas
|
Untuk menyimpan media
|
28.
|
Botol ampul
|
Untuk pengenceran
|
19.
|
Pipet tetes
|
Untuk mengambil larutan
|
20.
|
Alat tulis
|
Untuk mencatat
data-data pengamatan
|
21.
|
Kaca objek
|
Untuk
menyimpan isolat yang akan diamati pada proses pewarnaan
|
22.
|
Kaca penutup
|
Untuk menutup
kaca objek
|
Bahan
yang digunakan dalam praktikum isolasi dan identifikasi bakteri dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan dalam
praktikum isolasi dan identifikasi bakteri.
No.
|
Nama Bahan
|
Kegunaaan
|
1.
|
Sampel susu, telur,usus dan luka
|
Sebagai sumber isolat
|
2.
|
NA (Nutrien
agar)
|
Sebagai media padat pertumbuhan bakteri
|
3.
|
NB (Nutrient
broth)
|
Sebagai media cair pertumbuhan bakteri
|
4.
|
Gelatin
|
Sebagai media untuk uji gelatin
|
5.
|
Aquades
|
Untuk mengencerkan sampel
|
6.
|
Alkohol 70%
|
Untuk mensterilisasikan alat
|
7.
|
Kapas dan aluminium foil
|
Untuk menyumbat tabung dan Erlenmeyer
|
8.
|
Karet
|
Untuk mengikat
|
9.
|
Kertas
|
Untuk membungkus
|
10.
|
Larutan
Hacker’s Krystal Violet
|
Sebagai
larutan pewarna awal
|
11.
|
Larutan
lugol
|
Sebagai
larutan penguat
|
12.
|
Larutan
Alkohol 70%
|
Sebagai
larutan pencuci
|
13.
|
Larutan
safranin
|
Sebagai
larutan pewarna penutup
|
14.
|
Metil Red
|
Sebagai larutan uji MRVP
|
15.
|
H2O2
|
Sebagai
larutan untuk uji katalase
|
16.
|
KOH 40% dan α-napthol
|
Sebagai
larutan untuk uji MRVP
|
17.
|
NA semi padat
|
Untuk uji motilitas
|
18.
|
KoVacK
|
Sebagai larutan untuk uji indol
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum Isolasi Dan Identifikasi Bakteri yaitu:
1.
Penyiapan alat dan bahan
Menyiapkan alat
dan bahan (Tabel 1 & 2) yang digunakan, sebelum malakukan praktikum.
2.
Sterilisasi alat dan bahan
Alat dan bahan
yang digunakan pada praktikum isolasi dan identifikasi bakteri disterilisasi
terlebih dahulu, sehingga hanya biakan murni yang ada, tanpa ada mikroba lain
yang tumbuh. Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode
sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja
autoklaf. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang
disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding
dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C
selama 15 menit dan alat selama 30 menit (Ferdiaz, 1992).
3.
Isolasi bakteri
Isolasi bakteri
dilakukan dengan metode tuang. Metode ini dilakukan dengan proses pengenceran.
Pengenceran untuk sampel luka, telur dan usus sampai pengenceran 10-6,
sedangkan sampel susu pengencerannya sampai 10-4, masing-masing
diambil 1 ml untuk pengenceran terakhir disebar pada media spesifik isolat
bakteri, kemudian menginkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 320 C.
Setelah itu, menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh dengan menggunakan colony counter.
4.
Reisolasi
Isolat yang telah tumbuh pada media spesifik,
kemudian diinokulasikan kembali ke media NA pada cawan petri dengan metode
gores kuadran. Setelah itu, diinkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 320 C.
5.
Identifikasi Fenotipik
a. Morfologi
koloni
Morfologi
koloni bakteri dapat diamati dengan melihat bentuk, warna, tepi dan elevasinya
(Lay, 1994).
b. Morfologi
sel
1) Motilitas
Uji ini
dilakukan dengan menusukkan isolat bakteri pada tabung reaksi yang berisi semi
padat dengan menggunakan ose lurus, kemudian di inkubasi selama 48 jam. Jika
bekas tusukan tersebut menyebar berarti bakteri tersebut bersifat motil (Lay,
1994)..
2) Pewarnaan
Gram
Mengambil biakan
bakteri dengan ose bulat secara aseptik, menggoreskanya di atas kaca objek yang
sudah difiksasi, kemudian memberikan kristal violet dan didiamkan selama 1
menit, lalu ditetesi larutan lugol selama 1menit, kemudian memberinya alkohol
96%, setelah itu langsung memberikan safranin, kemudian dicuci dengan air
menetes, difiksasi diatas bunsen dan diamati dibawah mikroskop. Jika pewarnaan
berwarna ungu berarti Gram negatif, tetapi kalau pengecatannya berwarna merah
berarti Gram positif (Lay, 1994)..
3) Kebutuhan
akan O2
Mengambil biakan bakteri secara aseptik dan
menginokulasikan pada NB dan dinkubasi selama 24 jam pada suhu 20oC.
Jika media berubah menjadi keruh dan ada endapan, maka bakteri tersebut
bersifar anerob fakultatif. Jika hanya ada endapan berarti aerob, sedangkan
jika tetap bening tanpa endapab berarti anaerob (Lay, 1994).
c. Uji
Biokimia
1)
Uji Katalase
Mengambil biakan bakteri secara
aseptik dengan ose bulat dan disuspensikan sampai pengenceran 10-5, kemudian
menginokulasikannya pada NA di dalam cawan
petri, untuk selanjutnya diinkubasi. Setelah koloni tumbuh, meneteskan hydrogen
peroksida (H2O2) pada koloni bakteri tersebut. Jika
terbentuk gelembung-gelembung udara menunjukan tes tersebut positif (Lay,
1994)..
2)
Uji Gelatin
Mengambil biakan bakteri secara
aseptik dan menginokulasikan pada nutrien gelatin cair dan dinkubasi selama 24
jam pada suhu 20oC. Kemudian memasukkan ke dalam kulkas selama
30 menit. Tes positif jika gelatin terhidrolisis maka tetap akan berbentuk
cair. Sedangkan tes menjadi negatif jika gelatin tidak terhidrolisis sehingga
saat dimasukan kedalam kulkas gelatin membeku (Lay, 1994).
3)
Uji Indol
Mengambil biakan
bakteri secara aseptik dan menginokulasikan pada larutan indol dan dinkubasi
selama 24 jam pada suhu 32oC. Hasil positif, jika larutan berubah
menjadi warna merah muda dibagian permukaan tabung jika ditetesi larutan KoVacK
dan negatif jika tidak terjadi perubahan warna.
4)
Uji citrat
Mengambil biakan bakteri dengan ose bulat
secara aseptik, menggoreskanya di dalam tabung reaksi berisi citrat agar,
kemudian diinkubasi selama 48 jam 32oC. Jika terjadi perubahan warna
hijau menjadi biru, berarti positif citrat, jika tidak terjadi perubahan warna
berarti negatif (Lay, 1994)..
5)
Uji MR (Methyl Red)
Mengambil biakan bakteri secara aseptik
dan menginokulasikan pada larutan MR-VP dan dinkubasi selama 48 jam. Setelah
itu, ditambahkan 5 tetes reagen methyl red, uji bersifat positif jika larutan menjadi berwarna merah dan
negatif jika larutan berwarna kuning atau jingga setelah penambahan reagen
(Lay, 1994)..
6)
Uji VP (Voges-Proskauer)
Mengambil biakan bakteri secara aseptik
dan menginokulasikan pada larutan MR-VP dan dinkubasi selama 48 jam. Setelah
diinkubasi, menambahkan 10 tetes larutan 40% KOH dan 15 tetes larurtan
alpha-naphtol dalam larutan MR-VP mengocok tabung hingga berbuih. Uji bersifat
positif bila larutan berwarna merah dalam waktu 30 menit setelah penambahan
reagen dan negatif jika tidak terjadi perubahan warna (Lay, 1994).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Hasil
pengamatan yang diperoleh pada praktikum isolasi danidentifikasi bakteri adalah
sebagai berikut:
1. Isolasi bakteri
Gambar
2. Isolat R.L 1
|
Gambar
1. Isolat A.S 1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Gambar
3. Isolat A.U 1
|
Gambar
4. Isolat I.T 1
|
2. Identifikasi
Fenotipik
2.1 Morfologi Koloni
Karakter morfologi koloni isolat bakteri
terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Karakter morfologi koloni isolat bakteri terpilih yang
diisolasi dari susu, usus ayam, luka,
dan telur
No
|
Kode isolat
|
Bentuk koloni
|
Warna koloni
|
Elevasi
|
Tepi
|
1
|
A.S 1
|
Sirkuler
|
Putih
|
Konvex
|
Entire
|
2
|
A.U 1
|
Sirkuler
|
Putih
|
Konvex
|
Entire
|
3
|
R.L 1
|
Sirkuler
|
Kuning
|
Effuse
|
Entire
|
4
|
I.T 1
|
Sirkuler
|
Putih
|
Effuse
|
Entire
|
3.2
Morfologi Sel
Karakter morfologi sel isolat bakteri
terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Karakter morfologi sel isolat bakteri terpilih yang
diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur
No
|
Kode isolat
|
Bentuk sel
|
Sifat Gram
|
Motilitas
|
Kebutuhan O2
|
1
|
A.S 1
|
Basil
|
Negatif
|
Motil
|
Anaerob
|
2
|
A.U 1
|
Coccus
|
Negatif
|
Motil
|
Anaerob.fak
|
3
|
R.L 1
|
Coccus
|
Negatif
|
Motil
|
Aerob
|
4
|
I.T 1
|
Basil
|
Positif
|
Motil
|
Aerob
|
a.
Gambar motilitas
Gambar
2. Isolat I.T
1
|
Gambar
3. Isolat A.S 1
|
Gambar
4. Isolat R.L 1
|
Gambar
1. Isolat A.U 1
|
b.
Pewarnaan
Gram
Gambar 2.
Isolat R.L 1
|
Gambar 1.
Isolat A.S 1
|
Gambar 4.
Isolat I.T 1
|
Gambar 3.
Isolat A.U 1
|
3. Uji
Biokomia
Karakter
biokimia isolat bakteri terpilih yang diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan
telur dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 5. Karakter morfologi koloni isolat bakteri terpilih yang
diisolasi dari susu, usus ayam, luka, dan telur
No
|
Kode isolat
|
Uji Katalase
|
Uji VP
|
Uji MR
|
Uji Gelatin
|
Uji Citrat
|
Uji Indol
|
1
|
A.S 1
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
2
|
A.U 1
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
3
|
R.L 1
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
4
|
I.T 1
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
Gambar
hasil uji biokimia dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar
5. Uji indol
|
Gambar
1. Uji sitrat
|
Gambar 2. Uji
O2
|
Gambar 4. Uji MR-VP
|
Gambar
6. Uji Gelatin
|
Gambar 7. Uji Katalase
|
B.
Pembahasan
Bakteri merupakan
salah satu jenis organisme yang tidak mempunyai inti sel selayaknya organisme
lainnya. Ia masuk ke dalam kelompok prokariota dengan ukuran yang sangat kecil.
Untuk melihat keberadaan bakteri ini, manusia mutlak memerlukan alat pembesar
berupa mikroskop. Sebagai sel prokariot, bakteri memiliki struktur yang teramat
sangat sederhana. Ia hanya terdiri atas kerangka sel dan juga organel-organel
semisal mitokondria juga kloroplas. Bakteri bisa dijumpai di semua tempat.
Misalnya di udara, air, tanah dan tempat lainnya. Selama ini bakteri selalu
identik dengan penyakit. Memang ada beberapa jenis organisme ini yang bisa
menyebabkan infeksi juga penyakit.
Praktikum Isolasi dan Identifikasi Mikroba dilakukan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada usus, susu, telur dan luka.
Mikroba memiliki sifat-sifat pertumbuhan, morfologi, dan sifat fisiologi
yang dapat dipelajari dengan melakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi
merupakan suatu metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campuran
sehingga memudahkan proses identifikasi. Salah satu teknik isolasi ialah
isolasi pada cawan agar untuk jenis mikroba yang dapat membentuk koloni
terpisah pada media padat seperti bakteri.
Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan
karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak
atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat
fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran,
bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji
hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase
(Nurjanna 2007).
Pewarnaan Gram dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu bakteri.
Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna dasar
(Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat
berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan
sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah
membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol.
Uji sifat morfologi bakteri sangat penting dilakukan terhadap bakteri
maupun kapang pada medium padat, berdasarkan sifat-sifat koloni seperti bentuk,
ukuran, warna dan sebagainya yang memberi nilai diagnostik. Uji fisiologis
bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya.
Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu
menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul
gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel. Aktivitas
tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada uji
hidrolisis pati.
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada sampel
bakteri. Enzim katalase berperan dalam memecah H2O2 (Hidrogen Peroksida) menjadi
H2O dan O2. Hasil uji katalase positif ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung oksigen.
Praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahapan, isolasi,
identifikasi fenotipik dan uji biokimia yang menggunakan 4 macam sampel diantaranya
susu diperoleh isolat anatobacter,
luka diperoleh rahmatobacter, telur
diperoleh iwatobcter, dan usus ayam
diperoleh artatobacter. Pada
masing-masing tahapan dalam praktikum memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan
masing-masing tahapan yaitu : isolasi bertujuan untuk memisahkan mikroba satu
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Identifikasi
fenotipik bertujuan untuk mengamati karakter morfologi koloni dan sel.
Morfologi koloni meliputi bentuk, warna, elevasi, dan tepi koloni. Sedangkan morfologi
sel meliputi motilitas, pewarnaan gram dan kebutuhan O2 dalam masa
pertumbuhannya. uji biokimia untuk lebih mengetahui karakter masing-masing
isolat. uji biokimia tersebut diantaranya uji MRVP, Indol, Citrat, Gelatinase
dan uji Katalase.
Bentuk koloni yang diperoleh pada masing-masing
sampel pada identifikasi fenotipik dan uji biokimia diperoleh ciri-ciri isolat
yaitu isolat A.S 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, benttuk
elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram negatif-batang pendek, anaerob,
positif gelatin dan MR, negatif katalase, indol, citrat, dan VP. Isolat R.L 1
memiliki bentuk koloni bulat, berwarna krem, benttuk elevasi effuse, bentuk
tepi entire, motil, gram negatif, aerob, positif gelatin dan MR, negatif
katalase, indol, citrat, dan VP. Isolat
I.T 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, bentuk elevasi effuse,
bentuk tepi entire, motil, gram positif-batang pendek, aerob, positif gelatin
dan MR, negatif katalase, indol, citrat, dan VP. Isolat A.U 1 memiliki bentuk
koloni bulat, berwarna krem, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil,
gram negatif-bulat, anaerob fakultatif, positif gelatin, MR, katalase, indol,
citrat, dan negatig VP.
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji MR (Methyl Red) untuk ke empat isolat
menunjukkan positif. Uji MR ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri yang
memiliki kemampuan untuk mengoksidasi glukosa menghasilkan produk asam
berkonsentrasi tinggi yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun hingga
dibawah 4,4 yang ditandai dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi
merah setelah ditambahkan Methyl Red.
uji katalase menunjukkan hasil negatif
untuk semua isolat.
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap
bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan
bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat dan digunakan untuk
mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida dengan
menghasilkan enzim katalase. Uji indol menggunakan Tryptophan menunjukkan hasil negatif, kecuali pada Artabacter dari
luka yang positif indol. Indol bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri
mendegradasi asam amino triptofan secara enzimatik. Sema halnya dengan uji
indol pada uji citrat menunjukkan hasil negatif, kecuali pada Artabacter dari
luka yang positif citrat. Pada uji gelatin menunjukkan hasil positif pada semua
isolat bakteri, dimana larutan tetap cair setela 30 menit dimasukkan dalam
lemari kulkas.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari praktikum isolasi
dan identifikasi bakteri yaitu:
1. Isolat
yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi berjumlah 4 isolat yang
terdiri dari isolat A.S 1, isolat A.U 1, isolat R.L 1 DAN I.T 1.
2. Berdasarkan
identifikasi fenotipik dan uji biokimia diperoleh ciri-ciri isolat yaitu isolat
A.S 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, bentuk elevasi effuse,
bentuk tepi entire, motil, gram negatif-batang pendek.
3. Isolat
R.L 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna krem, benttuk elevasi effuse,
bentuk tepi entire, motil, gram negatif, aerob.
4. Isolat
I.T 1 memiliki bentuk koloni bulat, berwarna putih, bentuk elevasi effuse,
bentuk tepi entire, motil, gram positif-batang pendek.
5.
Isolat A.U 1 memiliki bentuk koloni
bulat, berwarna krem, bentuk elevasi effuse, bentuk tepi entire, motil, gram
negatif-bulat.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada pelaksanaan
praktikum Isolasi dan Identifikasi Bakteri yaitu agar
praktikum menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1954, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan,
Malang
Lehninger,
1995, Microbiology, a Laboratory
Manual, Adison-Wesley, Publishing company, California.
Lim,
1998, Microbiology, a Laboratory
Manual, Adison-Wesley Publishing company, California.
Murray, 2005, Buku Ajar Mikrobiologi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Singleton dan Sainsbury, 2006, Mikrobiologi, Yrama Widya, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar