MAKALAH MIKOLOGI
NUTRISI
FUNGI
OLEH
:
RIDWAN
F1
D1 11 021
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2013
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fungi
adalah kata jamak dari kata Fungus yang berasal dari bahasa latih Fungour. Kata
ini awalnya digunakan untuk jamur yang berpendar pada malam hari. Dalam
penggunaannya kata ini meluas penggunaannya meliputi thallus seperti tumbuhan
tidak berklorofil contohnya mold dan organism yang sejenis dengan jamur.
Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun fungi pernah dikelompokan kedalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organ
yang sangat unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makan, organisasi struktural, serta pertumbuhan serta reproduksi.
Pada kenyataannya, kajian molekuler menunjukn bahwa fungi dan hewan kemungkinan
berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Fungi
tumbuh di habitat yang tersebar luas. Ditemukan hampir di setiap tempat di bumi
pada material organik baik hidup maupun mati. banyak fungi hidup di tanah
berhumus. Tetapi banyak juga yang menyerang organisme hidup, dan dapat hidup di
jaringan tumbuhan dan hewan.
Fungi
membutuhkan senyawa-senyawa organik sebagai sumber energinya dan juga
untuk biosintesis senyawa-senyawa karbon. Berdasarkan hal tersebut fungi
juga disebut sebagai kemoheterotrof, seperti hewan dan sebagian
besar bakteri. Merupakan karakter dari fungi berkenaan dengan nutrisinya
adalah bahwa fungi menyerap moleku-lmolekul organik sederhana terlarut (monosakarida,
asam amino, dan senyawa-senyawa organik) melewati dinding dan membran
sel. Pada beberapa kasus fungi memperoleh nutrien terlarutnya dari
pemecahan senyawa polimer kompleks yang dilakukan oleh enzim ekstraselulernya depolimerase. Fungi merupakan organisme pengurai bahan organik utama
karena hampir setiap senyawa organik yang ada di alam ini bisa didegradasi oleh
fungi.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah apa peranan nutrisi bagi fungi
serta nutrisi apa saja yang berperan untuk pertumbuhan fungi?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah Nutrisi Fungi
adalah adalah untuk mengetahui Peranan nutrisi bagi fungi serta mengetahui
nutrisi yang berperan untuk pertumbuhan fungi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Nutrisi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang
selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk
hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis
bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme,
untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang
proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak
berklorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan
makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan, seperti
selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain.
Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya
seperti benang halus, panjang, dan kadang bercabang). Bahan makanan tersebut
diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan. Oleh kerena
itu, jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman yang
kehidupannya tergantung pada organisme lain (Parjimo dan Andoko, 2007).
Berdasarkan sumber nutrisi yang
diserapnya, fungi diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu saprofit dan
parasit. Saprofit tumbuh pada bahan organik mati. Dan parasit hidup pada zat
hidup untuk mendapatkan makanan dari inangnya. Kehadiran parasit dapat
mengakibatkan kondisi abnormal pada inangnya yang disebut penyakit (Vasishta
& Sinha,2007).
Jamur mengadakan kontak langsung dengan
lingkungan yang mengandung nutrisi. Molekul yang lebih sederhana (seperti gula
sederhana dan asam amino) berupa lapisan tipis pada hypa dapat langsung
diserap. Polimer yang lebih kompleks seperti selulosa, pati dan protein harus
diproses lebih dahulu sebelum digunakan. Molekul yang terlalu besar untuk dapat
diserap akan dihancurkan oleh enzim ekstraseluler. Sebagian besar nutrisi
memasuki sel fungi dengan sistem transport khusus. Banyak faktor seperti pH,
temperatur, mineral yang dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi (Moore, 1982).
Fungi bersifat khemoorganotrof dan memperoleh nutrisinya secara absorpsi dengan
bantuan enzim ekstraseluler untuk memecah biomolekul kompleks seperti
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi monomernya yang akan diasimilasi
menjadi sumber karbon dan energi (Madigan et al., 2012).
Bahan makanan ini akan diurai dengan
bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan
digunakan untuk tumbuh dan berkembang
Penyerapan makanan dilakukan oleh hifa
yang terdapat pada permukaan tubuh fungi (Lockwood, 2011).
Mekanisme jamur mendegredasi lignin
hanya sedikit diketahui. Kemungkinan enzim ekstraseluler diproduksi oleh jamur
yang mengoksidasi cincin aromatic dan rantai alifatik untuk menghasilkan produk
dengan berat molekul rendah. Menurut sejumlah enzim pendegredasi lignin
dihasilkan oleh Pleurotus ostreatus (Evans, 1984).
Tidak seperti tanaman autotrofik yang
mengambil makanan dari dalam tanah dan mengolahnya melalui proses fotosintesis,
jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan yang dihasilkan oleh
organisme lain. Oleh karena itu media tanam jamur bukan tanah. Media tanam
utama untuk Jamur Tiram Putih adalah batangan kayu atau bagian tubuh tanaman
yang sudah mati. di tempat seperti itulah terkandung selulosa, glukosa, lignin,
protein dan senyawa pati yang merupakan bahan makanan dari jamur (Parjimo&
Andoko,2007).
Kebanyakan
kapang menggunakan glukosa sebagai sumber karbonnya. Beberapa jasad dapat
menggunakan lebih dari satu sumber karbon. Pertumbuhan yang terjadi disebut
pertumbuhan diauksi. Misalnya S. ceriviciae, laktosa didegradasi menjadi
glukosa dan galaktosa. Kapang tertentu tidak dapat menggunakan sukrosa,
misalnya Rhizopus dan Sordaria. Kebanyakan kapang tidak dapat tumbuh pada gula
alcohol, seperti manitol (hidayat, dkk, 2006).
III. PEMBAHASAN
Fungi bersifat heterotrof, artinya
tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan
sendiri. Fungi tidak memiliki klorofil, sehingga tidak bisa
berfotosintesis. Fungi hidup dengan memperoleh makanan dari
organisme lain atau dari materi organik yang sudah mati. Untuk memenuhi
kebutuhan makanannya, Fungi dapat hidup secara
saprofit, parasit, dan simbiotik. Kebanyakan Fungi adalah
bersifat saprofit. Fungi tersebut memperoleh makanannya dari materi
organik yang sudah mati atau sampah. Untuk memperoleh makannya, hifa Fungi mengeluarkan
enzim pencernaan, yang dapat merombak materi organik, menjadi
materi yang sederhana (anorganik) sehingga mudah diserap oleh Fungi.
Fungi payung, ragi (Saccharomyces
cerevisiae), dan jamur tempe (Rhizopus oryzae) termasuk
dalam kelompok fungi ini.
Beberapa jenis Fungi, ada yang
mendapatkan makanannya langsung dari tubuh inangnya. Fungi tersebut hidup
sebagai parasit yang menyerang tumbuhan, biasanya mempunyai hifa khusus,
yang disebut haustoria. Bentuk hifa tersebut dapat menembus sel inang
dan menyerap zat makanan yang dihasilkan inang. Fungi parasit
tersebut sering menimbulkan penyakit pada tanaman, sehingga di bidang
pertanian menyebabkan penurunan hasil panen. Pada
manusia, Fungi juga menyebabkan penyakit, misalnya penyakit kaki atlit
(athlete’s foot) dan penyakit panu.
Beberapa
jenis Fungi ada yang membentuk hubungan simbiosis mutualisme dengan akar
tumbuhan. Dalam hal ini, Fungi menyediakan materi organik bagi tumbuhan
dan sebaliknya, Fungi memperoleh materi organik dari tumbuhan. Selain itu
beberapa jenis Fungi ada juga yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
(Chlorophyta) atau ganggang hijau-biru (Cyanobacteria) membentuk lumut
kerak atau Lichens
Berdasarkan sumber nutrisi yang
diserapnya, jamur diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu saprofit dan
parasit. Saprofit tumbuh pada bahan organik mati. Dan parasit hidup pada zat
hidup untuk mendapatkan makanan dari inangnya. Kehadiran parasit dapat
mengakibatkan kondisi abnormal pada inangnya yang disebut penyakit.
Hampir semua micellium fungi terbentuk
oleh elemen non logam seperti karbon, nitrogen, hydrogen dan oksigen yang
digunakan untuk membentuk dinding sel dan semua elemen tersebut memiliki fungsi
penting terhadap kelangsungan metabolisme di protoplasma. Hidrogen diperoleh
dari air atau ketika senyawa organik dimetabolisme. Oksigen diperoleh dari
atmosfer selama respirasi.
Karbon,
Sekitar separuh dari berat kering sel fungi terdiri dari karbon, yang menjadi
indikasi pentingnya unsur karbon pada dinding sel. Karbon tersedia dalam jumlah
besar dibanding unsur lainnya. Senyawa organik digunakan sebagai bahan penyusun
struktur dan menyediakan energi untuk sel. fungi dapat menggunakan berbagai
bahan organik atau CO2 sebagai sumber karbon. Sumber bahan organik yang dapat
digunakan termasuk karbohidrat (mono-, di-, oligo- dan polisakarida) serta asam
organik. Karbohidrat merupakan bahan organik terpenting. Setiap jamur memiliki kemampuan
yang berbeda untuk dapat menggunakan sumber karbon yang berbeda, sehingga
mempengaruhi kandungan nutrisinya.
Monosakarida dan turunannya. Monosakarida
adalah gula sederhana yang memiliki 5 atau 6 atom karbon. Gula yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah D-glukosa. Banyak jamur dapat tumbuh baik
dengan adanya D-fruktosa dan Dmannosa. D-galaktosa digunakan sebagian besar
fungi, tetapi sedikit dari fungi tersebut tumbuh sebaik pada D-glukosa atau
D-galaktosa. Glukosa dapat memberikan pertumbuhan maksimum bagi jamur, karena
glukosa lebih mudah diubah menjadi suatu fosforilasi derivative yang dapat
masuk ke system respirasi pathway. Gula alkohol seperti sorbitol, gliserol dan
mannitol tersedia di alam, dapat juga digunakan
sebagai
sumber karbon.
Disakarida dan polisakarida atau Gula
sederhana atau turunannya dapat digabung menjadi suatu kompleks ikatan rantai
polimer. Unit-unit yang sama dari gula dapat membentuk 2 jenis polimer yang
berbeda pada konfigurasinya (alpa atau beta) pada ikatan glikosida. Jika
polimer terdiri dari 2 jenis monomer yang berbeda, disebut disakarida dan
polimer yang lebih panjang adalah polisakarida.
Disakarida dan polisakarida merupakan
sumber karbon penting di alam. Dalam penggunaan keduanya, fungi harus
menghasilkan enzim pengurai ekstraseluler yang akan memutuskan ikatan glikosida
antar monomer. Setelah gula atau turunannya diurai, jamur dapat menyerap dan
menggunakan gula sederhana tersebut. Kemampuan jamur untuk dapat menggunakan
senyawa ini bergantung pada kemampuan untuk menguraikan dan kemampuan untuk
menyerap gula sederhana. Suatu jamur yang mampu menghidrolisis polimer biasanya
mampu memanfaatkan monomernya dalam bentuk bebas. Polisakarida tersedia
melimpah di alam termasuk pentosa, glikogen, kanji, dan selulosa serta
hemiselulosa, lignin. Kanji dan selulosa utamanya digunakan oleh jamur sebagai
sumber karbon.
Nitrogen,
Nitrogen dibutuhkan oleh semua organisme untuk mensintesa asam amino dan
membentuk protein yang dibutuhkan untuk membentuk protoplasma. Tanpa protein,
pertumbuhan tidak dapat terjadi.
Jamur dapat menggunakan nitrogen
anorganik untuk pembentukan nitrat, nitrit, ammonia atau nitrogen organik untuk
pembentukan asam amino. Tidak semua jamur menggunakan sumber nitrogen dengan
jenis yang sama dan setiap jamur membutuhkan nitrogen dalam bentuk yang
berbeda-beda
Nitrat,
Sejumlah jamur menggunakan nitrat untuk membentuk nitrogen, beberapa jenis
jamur yang tidak mampu menggunakan nitrat di antaranya Blastocladiales,
Saprolegniaceae, yeast dan Basidiomycetes.
nutrisi sangat dibutuhkan kapang untuk kehidupan dan
pertumbuhannya, yakni sebagai sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi,
dan faktor pertumbuhan (mineral dan vitamin). Nutrien tersebut dibutuhkan untuk
membentuk energi dan menyusun komponen-komponen sel. Kapang dapat menggunakan
berbagai komponen sumber makanan, dari materi yang sederhana hingga materi yang
kompleks. Kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik, seperti amilase,
pektinase, proteinase dan lipase. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada
bahan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
Khamir bersifat aerob yaitu mutlak
memerlukan oksigen. Kecuali khamir yang bersifat fermentatif yang hidup dalam
keadaan anaerob yaitu tidak memerlukan oksigen bebas. Nutrisi yang diperlukan
khamir untuk pertumbuhan yaitu nitrogen dalam bentuk sederhana atau kompleks
misalnya dalam bentuk ammonia dan urea atau asam amino dan polipeptida. Khamir
tidak berperan dalam penyakit yang ditularkan melalui makanan.
.
VI.
KESIMPULAN
berdasarkan
litetaraur yang diperoleh dalam makalah ini, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa fungi sangat membutuhkan nutrisi untuk proses pertumbuhannya,
nutrisi tersebut diantaranya yaitu : carbon, nitrogen, manosakarida,
disakarida, nitrat dan nitrit.
Khamir bersifat aerob yaitu mutlak
memerlukan oksigen. Kecuali khamir yang bersifat fermentatif yang hidup dalam
keadaan anaerob yaitu tidak memerlukan oksigen bebas. Nutrisi yang diperlukan
khamir untuk pertumbuhan yaitu nitrogen dalam bentuk sederhana atau kompleks
misalnya dalam bentuk ammonia dan urea atau asam amino dan polipeptida. Khamir
tidak berperan dalam penyakit yang ditularkan melalui makanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Lockwood’s,
T. 2011. Fungi.
http://www.kklinedesigns.com/mkline /Fungi.pdf. Diakses pada 18 September
2013.
Madigan, M.T., J.M. Martinko, D.A.
Stahl, and D.P. Clark. 2012. Brock
Biology of Microorganisms. Pearson Education, Inc., San Francisco.
Suriawiria, unus. 1999. Pengantar
Mikrobiologi Umum. Bandung: Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar