Minggu, 07 Desember 2014

pengenalan dan pengamatan mikroganisme dengan mikroskop



LAPORAN MIKROBIOLOGI
PRAKTIKUM II
PENGENALAN DAN PENGAMATAN MIKROGANISME DENGAN MIKROSKOP


 


OLEH :
NAMA            : RIDWAN
STAMBUK    : F1 D1 11 021
JURUSAN      : BIOLOGI
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN        : YURNAL



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.  Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Mikroskop tersebut untuk melihat benda-benda atau organisme yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata seperti mikroganisme.
Mikroorganisme dan mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan mikroskop. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Ilmu yangmempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog .
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota,  protista dan algarenik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai  bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis.
Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda–beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu. Dalam suatu lingkungan, tidak dapat dihindari bahwa mikroba akan selalu berinteraksi dengan organisme lain, baik dengan kelompoknya sendiri maupun dari kelompok lain. Kondisi lingkungan yang kompleks telah membentuk suatu pola interaksi dengan organisme lain.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut.








B. Rumusan Masalah
       Masalah yang dibahas dalam praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar?
2.      Bagaimana bentuk mikroganisme yang terdapat pada roti, tempe, ragi, nenas, nasi basi, dan kelapa?
3.      Bagaimana cara melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan benar?
4.       Bagaimana cara menangani dan merawat mikroskop setelah selesai digunakan?
C. Tujuan Praktikum
            Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui bagaimana menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
2.      Untuk mengetahui bentuk mikroganisme yang terdapat pada roti, tempe, ragi, nenas, nasi basi, dan kelapa
3.      Untuk mengetahui cara penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan benar
4.       Untuk mengetahui cara menangani dan merawat mikroskop setelah selesai digunakan

D. Manafaat Praktikum
       Manfaat yang diperoleh setelah melakukan praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop adalah sebagai berikut:
1.      Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
2.      Dapat mengetahui bentuk mikroganisme yang terdapat pada roti, tempe, ragi, nenas, nasi basi, dan kelapa.
3.      Dapat melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan benar.
4.      Dapat menangani dan merawat mikroskop setelah selesai digunakan.














II. TINJAUAN PUSTAKA
Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay, 1994).
Ukuran sel-sel mikroorganisme sangat kecil sekali dan tidak dapat diamati dengan mata tanpa memakai atau menggunakan alat pembesar seperti mikroskop. Mikroorganisme pertama kali diamati oleh antony van leawenhoek dengan menggunakan mikroskop ciptaannya sendiri yang berlensa tunggal dengan pembesaran kira-kira 300 kali. Akan tetapi para ahli mikrobiologi pada masa kini menggunakan mikroskop yang lebih kompleks dengan pembesaran sampai berates-ratus bahkan beribu-ribu kali (Sumarsih, 2003).
Mikroorganisme terdapat di mana-mana, dari dasar laut sampai puncak-puncak gunung berselimutkan es, di mata-mata air belerang panas, dalam tanah dan debu, di udara, dalam air dan susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput lendir). Sesungguhnya kita memang dikelilingi oleh bakteri, cendawan, protozoa, dan mikroorganisme lain, bahkan mikroba dapat kita temui dalam makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, dipermukaan kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada tubuh, serta dalam saluran pernafasan dan pencernaan. Mikroba lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan hewan. Sebagian besar mikroba tidak berbahaya bagi manusia, dan manusia yang sehat diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertahan dari serangan mikroba yang berbahaya sampai batas-batas tertentu (Hadioetomo, 1995).
Mikroganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan, dikatakan merugikan apabila kehadirannya dalam bahan makanan justru mengubah warna, rasa, dan aroma yang tidak diinginkan, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi atau nutrisi, mengubah bentuk dan susunan senyawa, dan menghasilkan toksin. Kelompok mikroba seperti bakteri dan jamur merupakan penyebab terjadinya kerugian pada bahan makanan dan dikatakan menguntungkan karena mikroba berperan penting dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam pebuatan bahan makanan  (Supardi, 1999).
                    





III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2013, pukul 08.00-10.00 WITA. dan bertempat di Laboratotrium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluole, Kendari.
B. Alat dan Bahan
       Alat yang digunakan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop.
No
Nama Alat
Kegunaan
1
Mikroskop
Untuk mengamati mikroganisme
2
Jarum inokulasi
Untuk menginokulasikan mikroorganisme
3
Kaca objek
Untuk meletakkan mikroorganisme
4
Kaca penutup
Untuk menutup mikroorganisme pada kaca objek.
5
Pipet tetes
Untuk mengambil aquades
6
Tabung reaksi
Untuk tempat aquadest dan alkohol
7
Lampu spritus
Untuk sterilisasi dan pengujian
8
Kamera digital
Untuk mengambil gambar pengamatan
9
Ose lurus
Untuk mengambil kultur hasil mikroorganisme
10
Ose bulat
Untuk mengambil kultur hasil mikroorganisme
11
Cawan petri
Sebagai tempat melarutkan sampel ragi

      


Bahan yang digunakan pada praktikum praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop.
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Roti berjamur
Sebagai sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis kapang
2
Nasi basi
Sebagai sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis
3
Kelapa berjamur
Sebagai sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis kapang
4
Ragi
Sebagai sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis khamir
5
Nenas
Sebagai sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis bakteri
6
Alakohol
Untuk sterilisasi alat
7
Tissue
Sebagai pembersih kaca objek

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pengenalan, Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop adalah:
a. Pengamatan pada mikroskop
1. Meletakkan mikroskop diatas meja (kira-kira seluas 4 jari dari tepi meja)
2. Menyalakan sumber cahaya pada mikroskop
3. Mengambil preparat yang telah disediakan dan meletakan diatas meja preparat
4. Membuka penuh diakfragma iris dan menaikan kondensor sampai sama tinggi dengan meja
5. Mengatur lensa objektif berkekuatan rendah (10x) setelah meletakkan objektif pada posisi kerja dan dengan tombol pengatur kasar, rendahkan lensa tersebut atau menaikan pengatur sampai lensa obyektif terletsk 5-6 mm dari preparat yang diamati.
6. Mengatur lensa okuler dan memutar pengatur sumber cahaya dengan memutar filter kerapatan netral sehingga “ frosted lensa” terpasang pada tempatnya.
7. Mengfokuskan preparat dibawah kedua lensa supaya sel pada preparat terlihat (memutar tombol pengatur kasar). Lensa objektif tidak boleh menyentu permukaan kaca atau tergoresnya lensa penutup untuk menghindari pecahnya kaca atau tergoresnya lensa penutup.
8.  Menggerakkan pentas pengatur mekanik sampai preparat terletak ditengah-tengah. Mempertajam focus dengan tombol pengatur halus. Memantapkan letak kepala diatas mikroskop pada suatu ketinggian yang dapat menerima jumlah berkas cahaya terbanyak dari okuler
9. Setelah preparat berfokus dengan baik, meminadahkannya kelensa perbesaran 40x.
10. Memindahkan lagi kelensa objek yang lebih besar yaitu perbesaran 100x dan melakukannya dengan bantuan minyak imersi, tubus dinaikan terlebih dahulu.
11. Mengatur tubus dengan tombol pengatur fokus halus sehingga diperoleh bayangan yang jelas. Membersihkan lensa obyektif dengan kapas yang dibasahi xylol setelah pemakayan minyak imersi.
12. Memotret preparat yang dilihat dan mencatat preparat yang digunakan.

2. Pengamatan mikroganisme
a. Sampel pengamatan kapang
1. Menyiapkan bahan makanan yang telah berjamur
2. Memilih jenis jamur berdasarkan warnanya, kemudian mengambilnya dengan jarum inokulasi ujung bengkok yang telah dipanaskan terlebih dahulu dilampu spritus dengan perlahan.
3. Meletakkan sampel jamur diatas kaca objek, kemudian memberikkan reagen berupa aquadest sebanyak satu tetes, dan menutupnya dengan kaca penutup.
4. Mengamatinya dibawah mikroskop mulai dari perbesaran rendah hingga perbesaran tinggi dengan memperhatikan SOP mikroskop.
5.  Setelah diperoleh pengamatn mikroganisme dibawa mikroskop, mikroganisme tersebut dipotret dengan kaca objek, kemudian meneteskan lactophenol cotton blue sebanyak beberapa tetes, hingga bahan amatan berwarna dan mengamatinya kembali dibawa mikroskop.
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan yang diperoleh.
7. Mencatat hasil pengamatan
b. Sampel pengamatan khamir
1. Mengambil pengamatan ragi dengan spatula
2. Melarutkan dengan aquadest pada cawan petri
3. Mengambil 1 tetes larutan sampel dan meneteskannya pada kaca objek kemudisn menutupnya dengan kaca penutup.
4. Mengamati sampel dibawah mikroskop mulai dari perbesaran rendah hingga perbesaran tinggi dengan memperhatikan SOP mikroskop.
5. Mendokumentasikannya dengan kamera digital.
c. Sampel pengamatan bakteri
1. Mengambil sampel buah nenas menggunakan spatula
2. Mengencerkannya kedalam botol ampul yang berisi aquades 10 ml.
3. Mengambil 1 tetes larutan sampel dan meneteskannya keatas kaca objek kemudian menutupnya dengan kaca penutup.
4. Mengamati sampel dibawah mikroskop mulai dari perbesaran rendah hingga perbesaran tinggi dengan memperhatikan SOP mikroskop.
5. Mendokumentasikannya dengan kamera digital.












B. Pembahasan
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri. Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
   Berdasarkan pengamatan pada kelapa berjamur terlihat bagian-bagian yang terdiri atas konidium, konidiosfor, dan konidiofor. Pada kelapa berjamur tersebut terdapat kapang jenis mucor sp. Terlihat jelas dibawa mikroskop, bagian konidium berbentuk bulat dan termasuk bagian terbesar dari jamur jenis mucor sp. pada kelapa sedangkan bagian konidiospor berbentuk bulat kecil dan konidiofor berbentuk batang dan memanjang.
Pengamatan kapang pada ragi roti, hasil yang terlihat dibawa mikroskop kapang ragi roti adalah kapang jenis Saccharomices cerevieae dibawah mikroskop kapang tersebut hanya terlihat 1 bentuk sel saja yang membentuk sporangium kecil atau sporangial. Saccharomyces cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan, mikroorganisme ini adalah yang pertama kali diobservasi melalui mikroskop oleh Bapak Ahli Mikrobiologi Antonie van Leewenhoek. Louis Pasteur, yang terkenal dalam penemuannya mengenai cara pensterilan susu, menggunakannya sebagai bahan biokimia hidup dalam proses transformasi
Pengmatan pada roti yang telah berjamur, kapang yang termati dibawah mikroskop yaitu kapang jenis Rhizopus stolonifer. Dibawah mikroskop terlihat jelas bagian kotak spora yang membengkak pada bagian ujungnya yang berbentuk bulat dan spora yang teramati kurang jelas kemudian bagian sporangiosfor terlihat jelas yang berbentuk seperti batang kayu yang tegak memanjang.
Pengamatan pada nasi basi, pada nasi basi yang diamati dibawah mikroskop telihat bagian-bagian yang terdiri dari konidium yang berbentuk bulat, kondiospor yang berbentuk bulat kecil, kemudian konidiofor yang berbentuk bulat memanjang. Pada nasi basi tersebut terdapat kapang jenis Asperillus sp. Aspergillus merupakan  anggota dari Deuteromycetes, atau disebut juga Fungi Imperfecti (jamur tak sempurna), yang dikelompokkan pada  jamur yang tidak diketahui bentuk  seksualnya.. Namun, beberapa bentuk seksual (teleomorph) dari  spesies Aspergillus telah diketahui, dan sebagian besar mirip dengan bentuk genus Ascomycota. Emericella sp. membentuk cleistothecia (askokarp tertutup) dalam kondisi tertentu. Dengan bukti DNA yang akan akan datang, kemungkinan bahwa semua anggota genus Aspergillus terkait erat dan harus dipertimbangkan sebagai anggota Ascomycota.
Pengamatan pada tempe, pada tempe yang teramati dibawah mikroskop yaitu jamur kenis rhizopus sp. dibawah mikroskop terlihat bagian-bagian yang tampak kurang jelas, namun dapat dibedakan, bagian-bagian tersebut adalah spora yang berbentuk bulat kecil, stolon yang berbentuk seperti bola tetapi agak lonjong, kemudian sporangiofor yang berbentuk batang deng pernukaan yang terlihat agak halus dan kotak spora yang berbentuk seperti bola dan meruoakan bagian terbesar dari jamur jenis rhizopus sp.










V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai hasil pengamatan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahawa:
1.  Beberapa contoh mikroganisme yang terdapat pada hasil pengamatan yaitu mikroganisme jenis Mucor sp., Saccharomyces cerevicieae, Rizopus, Acetobacter, dan Asperigillus sp.
2.  Mikroganisme yang terdapat pada kelapa termasuk jenis Asperigillus sp, pada nenas jenis Acetobacter sp, pada tempe berbentuk Rhizopus sp pada ragi termaksuk jenis Saccharomyces cerevicieae dan roti termasuk jenis Rhizopus sp.
3.  Penyiapan preparasi mikroskop dilakukan secara teratur, teliti dan hati-hati sesuai dengan prosedur kerja, mulai dari menyaipkan bahan hingga membersihkannya kembali setelah digunakan.
4.  Setelah digunakan, mikroskop harus dibersihkan dan dikembalikan pada perbesran semula.




B. Saran
            Saran yang diajukan pada praktikum Pengamatan Mikroganisme adalah sebaiknya bahan yang digunakan pada praktikum tersebut bukan hanya mikroganisme jenis cendawan dan bakteri saja tetapi dari semua golongan mikroganisme agar praktikan dapat mengetahui salah satu jenis dan  bentuk dari semua golongan mikroganisme.












DAFTAR PUSTAKA
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadioetomo RS., 1995, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia, Jakarta.
Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sumarsih, Sri, 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar, Fakultas Pertanian Upn Veteran, Yogyakarta.

Supardi, dkk, 1999, Mikrobiologi Pangan, UI press, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar