LAPORAN MIKROBIOLOGI
PRAKTIKUM
II
PENGENALAN
DAN PENGAMATAN MIKROGANISME DENGAN MIKROSKOP
OLEH
:
NAMA
: RIDWAN
STAMBUK :
F1 D1 11 021
JURUSAN :
BIOLOGI
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN
: YURNAL
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroskop adalah suatu benda yang
berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa
bagian yang memiliki fungsi tersendiri. Mikroskop
pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif
(dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran
yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
gagang putar. Mikroskop tersebut untuk melihat benda-benda atau organisme yang
tidak dapat dilihat dengan kasat mata seperti mikroganisme.
Mikroorganisme dan
mikroba adalah organisme
yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm)
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan mikroskop. Mikroorganisme
seringkali bersel
tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel
tidak terlihat mata telanjang. Ilmu yangmempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi.
Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog .
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup
semua prokariota, protista dan
algarenik.
Fungi,
terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa,
dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak
menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap
mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam
cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan
mampu memperbanyak diri secara mitosis.
Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan
lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan
tertentu terkait dengan karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang
dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda–beda
dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu. Dalam suatu
lingkungan, tidak dapat dihindari bahwa mikroba akan selalu berinteraksi dengan organisme lain, baik dengan kelompoknya
sendiri maupun dari kelompok lain. Kondisi lingkungan yang kompleks telah
membentuk suatu pola interaksi dengan organisme lain.
Berdasarkan
uraian sebelumnya, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik
pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat
laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi
dari alat-alat tersebut.
B. Rumusan Masalah
Masalah
yang dibahas dalam praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar?
2.
Bagaimana bentuk mikroganisme yang terdapat pada roti, tempe, ragi,
nenas, nasi basi, dan kelapa?
3.
Bagaimana cara melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik
dengan baik dan benar?
4.
Bagaimana cara menangani dan
merawat mikroskop setelah selesai digunakan?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan
yang ingin dicapai pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan
Mikroskop adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui bagaimana menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
2.
Untuk mengetahui bentuk mikroganisme yang terdapat pada roti, tempe, ragi,
nenas, nasi basi, dan kelapa
3.
Untuk mengetahui cara penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan
baik dan benar
4.
Untuk mengetahui cara menangani
dan merawat mikroskop setelah selesai digunakan
D. Manafaat Praktikum
Manfaat
yang diperoleh setelah melakukan praktikum Pengenalan dan Pengamatan
Mikroganisme dengan Mikroskop adalah sebagai berikut:
1.
Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
2.
Dapat mengetahui bentuk mikroganisme yang terdapat pada roti, tempe, ragi,
nenas, nasi basi, dan kelapa.
3.
Dapat melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik
dan benar.
4.
Dapat menangani dan merawat mikroskop setelah selesai digunakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Antonie
Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan
menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu
ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak
lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk
dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan
jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
Mikroskop
adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan
perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan
jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay, 1994).
Ukuran sel-sel mikroorganisme sangat kecil sekali
dan tidak dapat diamati dengan mata tanpa memakai atau menggunakan alat
pembesar seperti mikroskop. Mikroorganisme pertama kali diamati oleh antony van
leawenhoek dengan menggunakan mikroskop ciptaannya sendiri yang berlensa
tunggal dengan pembesaran kira-kira 300 kali. Akan tetapi para ahli
mikrobiologi pada masa kini menggunakan mikroskop yang lebih kompleks dengan
pembesaran sampai berates-ratus bahkan beribu-ribu kali (Sumarsih, 2003).
Mikroorganisme terdapat di mana-mana, dari dasar laut
sampai puncak-puncak gunung berselimutkan es, di mata-mata air belerang panas,
dalam tanah dan debu, di udara, dalam air dan susu, maupun pada permukaan
jaringan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput lendir). Sesungguhnya kita
memang dikelilingi oleh bakteri, cendawan, protozoa, dan mikroorganisme lain,
bahkan mikroba dapat kita temui dalam makanan yang kita makan dan minuman yang
kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, dipermukaan
kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada tubuh, serta dalam saluran
pernafasan dan pencernaan. Mikroba lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan
hewan. Sebagian besar mikroba tidak berbahaya bagi manusia, dan manusia yang
sehat diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertahan dari serangan
mikroba yang berbahaya sampai batas-batas tertentu (Hadioetomo, 1995).
Mikroganisme ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan, dikatakan merugikan apabila kehadirannya dalam bahan makanan justru
mengubah warna, rasa, dan aroma yang tidak diinginkan, menurunkan berat atau
volume, menurunkan nilai gizi atau nutrisi, mengubah bentuk dan susunan
senyawa, dan menghasilkan toksin. Kelompok mikroba seperti bakteri dan jamur
merupakan penyebab terjadinya kerugian pada bahan makanan dan dikatakan
menguntungkan karena mikroba berperan penting dalam kehidupan sehari-hari
seperti dalam pebuatan bahan makanan (Supardi, 1999).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop dilaksanakan pada hari
Sabtu, 30 Maret 2013, pukul 08.00-10.00 WITA. dan bertempat di Laboratotrium
Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Haluole, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan Mikroskop dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Alat yang digunakan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme
dengan Mikroskop.
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Mikroskop
|
Untuk
mengamati mikroganisme
|
2
|
Jarum
inokulasi
|
Untuk
menginokulasikan mikroorganisme
|
3
|
Kaca
objek
|
Untuk
meletakkan mikroorganisme
|
4
|
Kaca
penutup
|
Untuk
menutup mikroorganisme pada kaca objek.
|
5
|
Pipet
tetes
|
Untuk
mengambil aquades
|
6
|
Tabung
reaksi
|
Untuk
tempat aquadest dan alkohol
|
7
|
Lampu
spritus
|
Untuk
sterilisasi dan pengujian
|
8
|
Kamera
digital
|
Untuk
mengambil gambar pengamatan
|
9
|
Ose
lurus
|
Untuk
mengambil kultur hasil mikroorganisme
|
10
|
Ose
bulat
|
Untuk
mengambil kultur hasil mikroorganisme
|
11
|
Cawan
petri
|
Sebagai
tempat melarutkan sampel ragi
|
Bahan
yang digunakan pada praktikum praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme
dengan Mikroskop dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2.
Bahan dan kegunaan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan
Mikroskop.
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Roti
berjamur
|
Sebagai
sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis kapang
|
2
|
Nasi
basi
|
Sebagai
sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis
|
3
|
Kelapa
berjamur
|
Sebagai
sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis kapang
|
4
|
Ragi
|
Sebagai
sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis khamir
|
5
|
Nenas
|
Sebagai
sumber untuk memperoleh mikroganisme jenis bakteri
|
6
|
Alakohol
|
Untuk
sterilisasi alat
|
7
|
Tissue
|
Sebagai
pembersih kaca objek
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum Pengenalan, Pengamatan Mikroganisme dengan
Mikroskop adalah:
a. Pengamatan pada mikroskop
1.
Meletakkan mikroskop diatas meja (kira-kira seluas 4 jari dari tepi meja)
2.
Menyalakan sumber cahaya pada mikroskop
3. Mengambil
preparat yang telah disediakan dan meletakan diatas meja preparat
4. Membuka
penuh diakfragma iris dan menaikan kondensor sampai sama tinggi dengan meja
5.
Mengatur lensa objektif berkekuatan rendah (10x) setelah meletakkan objektif
pada posisi kerja dan dengan tombol pengatur kasar, rendahkan lensa tersebut
atau menaikan pengatur sampai lensa obyektif terletsk 5-6 mm dari preparat yang
diamati.
6. Mengatur lensa okuler dan memutar pengatur sumber cahaya dengan
memutar filter kerapatan netral sehingga “ frosted lensa” terpasang pada
tempatnya.
7.
Mengfokuskan preparat dibawah kedua lensa supaya sel pada preparat terlihat
(memutar tombol pengatur kasar). Lensa objektif tidak boleh menyentu permukaan
kaca atau tergoresnya lensa penutup untuk menghindari pecahnya kaca atau
tergoresnya lensa penutup.
8. Menggerakkan pentas pengatur mekanik sampai
preparat terletak ditengah-tengah. Mempertajam focus dengan tombol pengatur
halus. Memantapkan letak kepala diatas mikroskop pada suatu ketinggian yang
dapat menerima jumlah berkas cahaya terbanyak dari okuler
9. Setelah
preparat berfokus dengan baik, meminadahkannya kelensa perbesaran 40x.
10.
Memindahkan lagi kelensa objek yang lebih besar yaitu perbesaran 100x dan
melakukannya dengan bantuan minyak imersi, tubus dinaikan terlebih dahulu.
11.
Mengatur tubus dengan tombol pengatur fokus halus sehingga diperoleh bayangan
yang jelas. Membersihkan lensa obyektif dengan kapas yang dibasahi xylol
setelah pemakayan minyak imersi.
12.
Memotret preparat yang dilihat dan mencatat preparat yang digunakan.
2. Pengamatan mikroganisme
a.
Sampel pengamatan kapang
1.
Menyiapkan bahan makanan yang telah berjamur
2.
Memilih jenis jamur berdasarkan warnanya, kemudian mengambilnya dengan jarum
inokulasi ujung bengkok yang telah dipanaskan terlebih dahulu dilampu spritus
dengan perlahan.
3.
Meletakkan sampel jamur diatas kaca objek, kemudian memberikkan reagen berupa
aquadest sebanyak satu tetes, dan menutupnya dengan kaca penutup.
4. Mengamatinya
dibawah mikroskop mulai dari perbesaran rendah hingga perbesaran tinggi dengan
memperhatikan SOP mikroskop.
5. Setelah diperoleh pengamatn mikroganisme
dibawa mikroskop, mikroganisme tersebut dipotret dengan kaca objek, kemudian
meneteskan lactophenol cotton blue sebanyak beberapa tetes, hingga bahan amatan
berwarna dan mengamatinya kembali dibawa mikroskop.
6.
Mendokumentasikan hasil pengamatan yang diperoleh.
7.
Mencatat hasil pengamatan
b. Sampel pengamatan khamir
1. Mengambil pengamatan ragi dengan spatula
2. Melarutkan dengan aquadest pada cawan
petri
3.
Mengambil 1 tetes larutan sampel dan meneteskannya pada kaca objek kemudisn
menutupnya dengan kaca penutup.
4.
Mengamati sampel dibawah mikroskop mulai dari perbesaran rendah hingga
perbesaran tinggi dengan memperhatikan SOP mikroskop.
5. Mendokumentasikannya dengan kamera
digital.
c. Sampel pengamatan bakteri
1. Mengambil sampel buah nenas menggunakan
spatula
2. Mengencerkannya kedalam botol ampul yang
berisi aquades 10 ml.
3.
Mengambil 1 tetes larutan sampel dan meneteskannya keatas kaca objek kemudian
menutupnya dengan kaca penutup.
4.
Mengamati sampel dibawah mikroskop mulai dari perbesaran rendah hingga
perbesaran tinggi dengan memperhatikan SOP mikroskop.
5. Mendokumentasikannya dengan kamera
digital.
B. Pembahasan
Mikroskop
adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik
yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
Mikroskop
terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri. Mikroskop pada
prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat
dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler
dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada
roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar
ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif
memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian
diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler
untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
Berdasarkan
pengamatan pada kelapa berjamur terlihat bagian-bagian yang terdiri atas
konidium, konidiosfor, dan konidiofor. Pada kelapa berjamur tersebut terdapat
kapang jenis mucor sp. Terlihat jelas
dibawa mikroskop, bagian konidium berbentuk bulat dan termasuk bagian terbesar
dari jamur jenis mucor sp. pada kelapa sedangkan bagian
konidiospor berbentuk bulat kecil dan konidiofor berbentuk batang dan
memanjang.
Pengamatan kapang pada ragi roti, hasil
yang terlihat dibawa mikroskop kapang ragi roti adalah kapang jenis Saccharomices cerevieae dibawah mikroskop
kapang tersebut hanya terlihat 1 bentuk sel saja yang membentuk sporangium
kecil atau sporangial. Saccharomyces
cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam
kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang
dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan, mikroorganisme ini adalah
yang pertama kali diobservasi melalui mikroskop oleh Bapak Ahli Mikrobiologi Antonie
van Leewenhoek. Louis Pasteur, yang terkenal dalam penemuannya mengenai cara
pensterilan susu, menggunakannya sebagai bahan biokimia hidup dalam proses
transformasi
Pengmatan pada roti yang telah berjamur,
kapang yang termati dibawah mikroskop yaitu kapang jenis Rhizopus stolonifer. Dibawah mikroskop terlihat jelas bagian kotak
spora yang membengkak pada bagian ujungnya yang berbentuk bulat dan spora yang
teramati kurang jelas kemudian bagian sporangiosfor terlihat jelas yang
berbentuk seperti batang kayu yang tegak memanjang.
Pengamatan pada nasi basi, pada nasi basi yang diamati dibawah mikroskop
telihat bagian-bagian yang terdiri dari konidium yang berbentuk bulat,
kondiospor yang berbentuk bulat kecil, kemudian konidiofor yang berbentuk bulat
memanjang. Pada nasi basi tersebut terdapat kapang jenis Asperillus sp. Aspergillus merupakan anggota
dari Deuteromycetes, atau disebut juga Fungi Imperfecti (jamur tak sempurna), yang
dikelompokkan pada jamur yang tidak diketahui bentuk seksualnya..
Namun, beberapa bentuk seksual (teleomorph) dari spesies Aspergillus telah diketahui, dan
sebagian besar mirip dengan bentuk genus Ascomycota. Emericella sp.
membentuk cleistothecia (askokarp tertutup) dalam kondisi tertentu. Dengan
bukti DNA yang akan akan datang, kemungkinan bahwa semua anggota genus Aspergillus terkait erat dan harus
dipertimbangkan sebagai anggota Ascomycota.
Pengamatan pada tempe, pada tempe yang
teramati dibawah mikroskop yaitu jamur kenis rhizopus sp. dibawah mikroskop terlihat bagian-bagian yang tampak
kurang jelas, namun dapat dibedakan, bagian-bagian tersebut adalah spora yang
berbentuk bulat kecil, stolon yang berbentuk seperti bola tetapi agak lonjong,
kemudian sporangiofor yang berbentuk batang deng pernukaan yang terlihat agak
halus dan kotak spora yang berbentuk seperti bola dan meruoakan bagian terbesar
dari jamur jenis rhizopus sp.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai
hasil pengamatan pada praktikum Pengenalan dan Pengamatan Mikroganisme dengan
Mikroskop maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahawa:
1. Beberapa contoh mikroganisme yang terdapat
pada hasil pengamatan yaitu mikroganisme jenis Mucor sp., Saccharomyces cerevicieae, Rizopus, Acetobacter, dan Asperigillus sp.
2. Mikroganisme yang terdapat pada kelapa termasuk
jenis Asperigillus sp, pada nenas jenis
Acetobacter sp, pada tempe berbentuk Rhizopus sp pada ragi termaksuk jenis Saccharomyces
cerevicieae dan roti termasuk jenis Rhizopus
sp.
3. Penyiapan preparasi mikroskop dilakukan
secara teratur, teliti dan hati-hati sesuai dengan prosedur kerja, mulai dari
menyaipkan bahan hingga membersihkannya kembali setelah digunakan.
4. Setelah digunakan, mikroskop harus
dibersihkan dan dikembalikan pada perbesran semula.
B. Saran
Saran yang diajukan pada praktikum Pengamatan
Mikroganisme adalah sebaiknya bahan yang digunakan pada praktikum tersebut
bukan hanya mikroganisme jenis cendawan dan bakteri saja tetapi dari semua
golongan mikroganisme agar praktikan dapat mengetahui salah satu jenis dan bentuk dari semua golongan mikroganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Ferdias,
S., 1992, Mikrobiologi Pangan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadioetomo RS., 1995, Mikrobiologi
Dasar dalam Praktek,
Gramedia, Jakarta.
Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sumarsih, Sri, 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar,
Fakultas Pertanian Upn Veteran, Yogyakarta.
Supardi,
dkk, 1999, Mikrobiologi Pangan, UI
press, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar