LAPORAN
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN
NATA DE COCO
OLEH :
NAMA : RIDWAN
NIM : F1D1 11 021
KELOMPOK : III
(TIGA)
ASISTEN
PEMBIMBING : MAWARDI JANITRA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemanfaatan
limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan
pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat
pembuatan Nata de Coco. Dalam air
kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung
dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam
antara lain Mg2+ 3,54 gr/l serta adanya faktor pendukung pertumbuhan
(growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan
bakteri penghasil nata (Acetobacter
xylinum (Woodroof, 1972). Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan
dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum
sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit
diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata
de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor)
akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat
akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam
sel Acetobacter xylinum untuk
menghasilkan selulosa (Lapus et al., 1967).
Nata de Coco
adalah makanan yang banyak mengandung serat,
mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat
bagi kesehatan dalam membantu pencernaan. Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang
tepat produk Nata de Coco sebagai makan diet. segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan
warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma
segar. penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai tambah (Uning, 1974). Berdasarkan uraian tersebut
diatas maka dilakukan praktikum tentang pembuatan nata de coco.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum pembuatan nata de coco adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
proses pembuatan nata de coco?
2. Bagaimana
peranan mikroorganisme dalam
proses pembuatan nata de coco?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pembuatan nata de coco adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui cara pembuatan nata de coco
2. Untuk mengetahui peranan mikroorganisme dalam
proses pembuatan nata de coco.
D. Manfaat
Praktikum
Manfaat praktikum pembuatan nata de coco adalah sebagai berikut :
1.
Agar
mengetahui cara pembuatan nata de coco
2.
Agar
mengetahui peranan mikroorganisme dalam proses pembuatan nata de coco.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Nata de coco adalah selulosa
bakteri yang merupakan hasil sintesis dari gula oleh bakteri pembentuk nata,
yaitu Acetobacter xylinum. Beberapa galur Acetobacter menghasilkan membran
bergelatin yang dinamakan pellicle pada permukaan suatu kultur cair.
Membran ini sama dengan “Nata de Coco”,
suatu jenis makanan hasil fermentasi tradisional di Filipina yang yang sangat
dikenal sebagai makanan penutup di Jepang. Substansi gelatin ini secara kimiawi
identik dengan selulosa (Yoshinaga, 1997).
Air kelapa
mempunyai potensi yang baik untuk di buat minuman atau makanan fermentasi karena
kandungan zat gizinya yang kaya dan relatif lengkap, sehingga sesuai untuk
pertumbuhan mikroba. Komposisi gizi air kelapa tergantung pada umur kelapa dan
variertasnya. Air kelapa per 100 ml mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein
0,2 g, lemak 0,2 g, gula 3,8 g, vitamin C 1,0 mg, asam amino, dan hormon
pertumbuhan. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan
sorbitol (Astawan, 2004).
Acetobacter xylinum merupakan
bakteri asam asetat yang bersifat gram negatif, aerob, berbentuk batang,
nonmotil, suhu optimum pertumbuhannya 25‐30 0C, dan mampu mengoksidasi etanol menjadi asam aetat pada pH
4,5 (Madigan et al., 1997). Proses pembuatan nata oleh bakteri Acetobacter xylinum merupakan
kegiatan sintesa selulosa yang dikatalis oleh enzim pensintesis selulosa yang
terikat pada membran sel bakteri. Penguraian/fermentasi gula dilakukan melalui
jalur heksosa monofosfat dan siklus asam sitrat (Susilawati dan Mubarik, 2002).
Keberadaan starter bakteri
Acetobacter xylinum sangat diperlukan
dalam pembuatan nata. Tanpa adanya bakteri ini, lapisan nata tidak dapat
terbentuk. Volume larutan induk (starter) besar sekali pengaruhnya terhadap
ketebalan nata yang dihasilkan. Semakin besar volume larutan induk, maka
semakin banyak jumlah bakteri Acetobacter xylinum
yang ada (Nurfiningsih, 2009).
Volume Acetobacter xylinum
yang ditambahkan dalam pembuatan nata, antara sumber yang satu dengan yang
lain berbeda, bahkan ada sumber yang tidak menjelaskan secara rinci volume
starter yang harus ditambahkan. Dalam proses pembuatan nata de coco langkah
kelima adalah larutan diinokulasikan dengan cairan bibit (starter) lalu diperam
selama 2 minggu dalam ruangan yang tertutup (Palungkun, 1993:103). starter yang
ditambahkan ke dalam setiap 1 liter media pembentukan nata sebanyak 50-100 ml (Suryani,
2005:26).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan nata de coco dilaksanakan
pada hari Sabtu, 15 November 2014
pada pukul 13.00 sampai selesai yang bertempat di Laboratorium Biologi Lanjut,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan
Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan
nata de coco dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum pembuatan nata de coco
No
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Baskom
|
Untuk menyimpan air kelapa
|
2
|
Kompor
|
Untuk memasak air kelapa
|
3
|
Panci
|
Sebagai tempat memasak air
kelapa
|
4
|
Kamera Digital
|
Untuk dokumentasi bagi praktikan
|
5
|
Sendok Pengaduk
|
Untuk mengaduk air kelapa pada saat dimasak
|
6
|
Koran
|
Untuk menutup nata pada saat fermentasi
|
7
|
Karet
|
Untuk mengikat cetakan
|
8
|
Talang
|
Untuk mencetak nata
|
Bahan yang digunakan pada praktikum
pembuatan
nata de coco dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum
pembuatan
nata de coco
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Air kelapa
|
Sebagai bahan
utama pembuatan nata de coco
|
2
|
Starter nata
|
Digunakan
dalam fermentasi nata
|
3
|
Cuka steril
|
Untuk
menurunkan pH substrat
|
4
|
Gula pasir
|
Sebagai sumber
karbon bakteri
|
5
|
ZA
|
untuk
kebutuhan sumber N bakteri
|
C. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum pembuatan
nata de coco adalah sebagai berikut:
1. Mempasteurisasi semua alat yang akan
digunakan
2. Merebus air kelapa diatas kompor
3. Membuang busa yang keluar dari
rebusan air kelapa, setelah air kelapa mulai mendidih memasukkan ZA dan gula,
membiarkan mendidih (100oC) selama 10 menit.
4. Mengangkat dari kompor kemudian
memasukkan asam cuka dan aduk perlahan.
5. Mendiamkan sampai dingin
6. Menambahkan starter atau bibit ke
dalam air kelapa yang telah dingin
7. Menuangkan kedalam talang yang sudah
disediakan dengan ketebalan 1,5 - 2 cm. kemudian menutup dengan koran.
8. Meletakkan di tempat yang aman
dengan suhu ruangan 28 – 32 oC, setelah kurang lebih satu minggu,
air kelapa telah berubah menjadi nata de coco dan siap dipanen (diangkat dari
loyang cetakan).
IV.HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum
pembuatan nata de coco dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel
3.
Proses pembuatan nata de coco
1) Mempasteorisasi alat yang akan digunakan
|
2) Menyaring air kepala yang akan digunakan
|
3) Memasak air kelapa
|
|
4) Menambanhkan
ZA
|
5) Menambahkan
gula
|
6) Menambahkan
cuka
|
|
7)
Mendinginkan campuran air kelapa
|
8) Menuangkan campuran air kelapa
kedalam talang
|
9)
Menutup talang dengan koran
|
|
Nata yang sudah jadi
|
Nata yang jadi dan ditumbuhi
jamur
|
||
B.
Pembahasan
nata
de coco adalah krim
yang berasal dari air kelapa. Krim ini dibentuk oleh mikroorganisme Acetobacter
xylinum melalui
proses fermentasi. Mikroorganisme ini membentuk gel pada permukaan larutan yang
mengandung gula. Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata
de coco karena
adanya kandungan air sebanyak 91,23 %, protein 0,29 %, lemak 0,15 %,
karbohidrat 7,27 %, serta abu 1,06 % di dalam air kelapa. Selain itu, terdapat
juga nutrisi – nutrisi didalam nata de
coco berupa sukrosa, dektrose, fruktose dan vitamin B kompleks yang terdiri
dari asam nikotinat 0,01 ug, asam pantotenat 0,52 ug, biotin 0,02 ug,
riboflavin 0,01 ug dan asam folat 0,003 ug per ml. Nutrisi – nutrisi tersebut
merangsang pertumbuhan Acetobacter xylinum untuk membentuk nata
de coco (Palungkung, 1992).
Proses pembuatan nata
de coco sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum sebagai bakteri untuk proses fermentasi
air kelapa. Pertumbuhan Acetobacter
xylinum tersebut
dipengaruhi oleh oksigen, pH, suhu dan nutrisi. Faktor-faktor inilah yang harus
diperhatikan untuk memperoleh nata de coco yang berkualitas baik, di samping itu dalam
pembuatannya sangat memerlukan ketelitian dan sterilitas alat (Anonim,
2004).
Pembuatan nata de coco
pada praktikum pembuatan nata de coco
hanya sebagian kecil yang dapat dikonsumsi dan sebagian ditumbuhi oleh beberapa
fungi dari jenis kapang hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantara proses pembuatan yang kurang steril dan tempat penyimpanan yang tidak
bersih pula. Peranan Acetobacter
xylinum dalam terbentuknya nata
yaitu sel – sel Acetobacter xylinum menyedot glukosa dari larutan
gula dan menggabungkannya dengan asam lemak, membentuk suatu ‘prekursor’ pada
jaringan sel bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa diluar sel Acetobacter
xylinum. Aktivitas pembentukan nata hanya terjadi pada kisaran pH antara
3.5 – 7,5. Kualitas nata terbaik dan terbanyak mencapai pada pH 5,0 dan 5,5
dalam media air kelapa dan pada suhu kamar. Kualitas dan jumlah terbanyak
dihasilkan pada media air kelapa yang mempunyai pH 4,5 dan kondisi pH optimum
untuk pembentukan nata terjadi pada pH 4,0 pada media air kelapa (Novianti, 2003).
Pembentukan nata
de coco terjadi karena
proses pengambilan glukosa dari larutan
gula atau gula dalam air kelapa oleh sel – sel Acetobacter
xylinum dan menggunakan gula
sebagai sumber karbon serta sedikit ZA untuk memenuhi kebutuhan sumber N bagi
tubuh bakteri. Kemudian
glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor (penciri
nata) pada membran sel. Prekursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk
ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa di luar sel. Nata
de coco sebenarnya
tidak mempunyai nilai gizi yang berarti bagi manusia, oleh sebab itu
produk ini dapat dipakai sebagai sumber
makanan rendah energi untuk keperluan diet. Nata de coco juga menjadi lebih enak bila di campur
dengan es krim, koktail buah atau sirup (Astrawan, 2004).
Air
kelapa mempunyai potensi yang baik untuk di buat minuman atau makanan fermentasi
karena kandungan zat gizinya yang kaya dan relatif lengkap, sehingga sesuai
untuk pertumbuhan mikroba. Komposisi gizi air kelapa tergantung pada umur
kelapa dan variertasnya. Air kelapa per 100 ml mengandung sejumlah zat gizi,
yaitu protein 0,2 g, lemak 0,2 g, gula 3,8 g, vitamin C 1,0 mg, asam amino, dan
hormon pertumbuhan. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan
sorbitol (Astawan, 2004).
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan serta literatur yang diperoleh dari beberapa sumber maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa :
1. Proses pembuatan nata de coco memlalui beberapa tahapan yaitu Merebus air kelapa, Membuang busa
yang keluar dari rebusan air kelapa, memasukkan ZA dan gula membiarkan mendidih
(100oC) selama 10 menit, memasukkan asam cuka sambil diaduk
perlahan, mendinginkan dan menambahkan starter atau bibit ke dalam air kelapa
yang telah dingin, hasilnya dituuang kedalam talang yang sudah disediakan
dengan ketebalan 1,5 - 2 cm kemudian menutup dengan koran dan diinkubasi.
2.
Penanan mikroba dalam pembuatan mikroba yang berperan (Acetobacter
xylinum) membentuk selulosa sel
– sel Acetobacter xylinum menyedot glukosa dari larutan gula dan
menggabungkannya dengan asam lemak, membentuk suatu ‘prekursor’ pada
jaringan sel bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa diluar sel Acetobacter
xylinum.
B. Saran
Saran
yang diajukan pada praktikum pembuatan nata de coco yaitu :
1.
Sebaiknya dalam proses pembuatan nata de coco memperhatikan tempat
penyimpanan untuk menghindari kegagalan dalam pembuatan nata de coco.
2.
Pembuatan nata divariasikan untuk tiap-tiap kelompok ada yang menggunakan
air kelapa, limbah tahu, jagung dan lain-lain
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan M., 2004, Nata De
Coco yang Kaya Serat, Kompas, 10 (klm 7‐8)
Lapuz, M. M.,
Gollardo E.G., & Palo M.A. 1967, The
Organism and Culture Requirements, Characteristics and Identity, The
Philippine
Madigan
MT, Martinko JM, Parker J, 1997, Brock
Biology of Microorganism, Edisi ke‐8, Prentince Hall, New
Jersey
Novianti, Hendrizon, 2003, Pembuatan
Nata de Soya dari Limbah Cair Pabrik Tahu, Teknik Kimia, Universitas
Sriwijaya
Nurfiningsih,
(2009), Pembuatan Nata de Corn dengan Acetobacter xylinum, Seminar, tidak
diterbitkan. Semarang : Program Sarjana Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. (online),
http://eprints.undip.ac.id/1477/1/Copy_of_makalah_nurfiningsih.pdf. 8/07/2011
Palungkun,
R. (1993), Aneka Produk Olahan Kelapa, Penebar Swadaya, Jakarta
Suryani, Ani, dkk,
2005, Membuat Aneka Nata. Penebar Swadaya, Depok
Uning, S.B.,
1974, Studi Mengenai Penggunaan Berbagai
Umur Bakteri Acetobacter xylinum pada Pembentukan Nata de Coco secara
Fermentasi dari Medium air Kelapa, Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Woodroof, J.G. 1970, Coconuts Production, Processing Product,
The AVI Publishing Company, Inc. Conecticut.
Yoshinaga F, Tonouchi N,
Watanabe K. 1997, Research Progress in Production of Bacterial Cellulose by
Aeration and Agitation Culture and Its Application as a New Industrial
Material, Biosci. Biotech, Biochem., 61:219‐224.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar